hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Koperasi Inovac Ekspor 1,2 Ton Bahan Baku Pembuatan Parfum ke Prancis

Koperasi Inovac ekspor 1,2 ton bahan baku pembuatan parfum ke Prancis/Dok. Ist

Peluang news, Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM), Teten Masduki melepas ekspor bahan baku pembuatan parfum minyak nilam dan biji pala dari anak usaha Koperasi Produsen Inovasi Nilam Aceh (Inovac) dan PT Nat’ Green, yaitu PT UGreen Aromatics International (UGreen) ke Prancis.

Teten mengatakan, total bahan baku tersebut berjumlah sebanyak 1,2 ton atau senilai Rp1 miliar.

Ketua Koperasi Inovac, Nadia menyampaikan, pihaknya rutin melakukan ekspor melalui UGreen setiap tiga bulan sekali.

Namun, saat ini produksi dari para petani yang tergabung di Koperasi Inovac masih belum mampu memenuhi seluruh permintaan bahan baku dari Prancis yang berjumlah enam ton.

“Kapasitas di tingkat petani baru mampu memproduksi sebanyak 1 ton minyak nilam, dan itu hanya baru dipasok dari petani yang ada di Gayo. Sementara petani di wilayah lain juga belum mampu mencukupi,” ujar Nadia dalam keterangannya, Senin (11/12/2023).

Hal ini dikarenakan, menurutnya, karena sebagian besar petani masih kekurangan modal untuk penanaman nilam.

Oleh karena itu, ia berharap agar KemenKopUKM melalui Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB) dapat membantu para petani agar kebutuhan ekspor itu terpenuhi.

Meskipun baru terbentuk pada 2019, ia mengatakan, Koperasi Inovac telah mampu meraih omzet hingga Rp200 juta per bulannya.

Ratusan omzet ini diperoleh dari penjualan minyak nilam, biji pala, atsiri, maupun produk turunannya seperti parfum, minyak atsiri, body butter, body mist, dan lain-lain.

Hingga saat ini, Koperasi Inovac telah memiliki anggota sebanyak ratusan orang dan telah memiliki distributor resmi melalui berbagai platform online, seperti e-commerce, hingga offline yaitu PT Elang Timur Group sebagai distributor utama.

“Setiap bulan mereka membeli sekitar Rp150 juta sebagai bagian kerja sama pemasaran kami untuk market di Aceh maupun di luar Aceh,” kata Nadia.

“Koperasi Inovac merupakan perpanjangan tangan USK. Kami pun meraih dukungan penuh dari USK dengan seluruh fasilitas yang ada, termasuk ruang produksi BPOM dan riset,” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Atsiri Research Center (ARC), Syaifullah Muhammad menjelaskan, saat ini pihaknya tidak hanya mengirim bahan baku untuk diekspor, melainkan juga untuk diolah dan diproduksi sendiri di dalam negeri.

“Tidak hanya mengirim bahan baku untuk ekspor, tetapi juga mengolah dan memproduksinya sendiri. Dari setiap produksi minyak nilam, selalu kami sisihkan sebesar 20 persen produksi untuk dalam negeri dan 80 persennya dibawa ke pasar ekspor. Sekitar 30 produk telah kami hasilkan untuk pasar domestik,” jelasnya.

Diketahui, MenKopUKM, Teten Masduki menegaskan, pihaknya akan terus mendukung kehadiran kampus sebagai ekosistem hilirisasi melalui dukungan riset yang membantu UMKM dalam menghasilkan produk yang kreatif dan inovatif.

“Kolaborasi riset penting untuk dijalin bersama dengan universitas-universitas. Seperti Universitas Syiah Kuala (USK) yang bisa menjadi ahli dalam pengembangan hilirisasi minyak nilam dan sebagai Sumber Daya Alam (SDA) unggulan dari Aceh,” tuturnya.

pasang iklan di sini