BERBICARA dalam RAT KSPPS Tunas Artha Mandiri Nganjuk Jawa Timur, Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengingatkan koperasi harus tumbuh secara profesional. Sebab hanya lembaga ini yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi masyarakat. Karenanya, untuk mengelola sebuah koperasi yang profesional harus melibatkan semua pihak baik anggota maupun pengurus serta kejelian mengintip peluang pasar.
“Koperasi tidak akan maju jika ada unsur politik, kalau ingin maju ya harus profesional seperti TAM yang sudah luar biasa ini,” kata Puspoyoga. Ia mengapresiasi kinerja yang telah dibuat oleh manajemen koperasi sehingga tetap bertahan bahkan maju. Sehingga hasilnya juga dapat dinikmati oleh anggota.
Puspayoga mengakui pembinaan koperasi di Indonesia berjalan lamban dan tidak konsisten. Jumlahnya memang banyak tapi kualitasnya jauh dari memuaskan. Ia membandingkan dengan Singapura dimana mantan PM Lee Kuan Yew pada 1973 secara konsisten membina NTUC Fair Price, hingga menjadi koperasi ritel terkemuka di Singapura dengan pangsa pasar 60%, bahkan masuk dalam daftar 300 koperasi besar dunia.
Koperasi ini didirikan atas inisiatif aktivis organisasi buruh National Trade Union Congress (NTUC) dan pengaruhnya di pemerintahan cukup kuat, dimana anggotanya mencapai 500 ribu orang. Sementara jumlah penduduknya hanya 4 juta jiwa.
Pada era yang sama pada 1970an, Indonesia gencar membangun Koperasi Unit Desa (KUD), namun pendekatannya berbeda. NTUC Fair Price dibangun dengan konsep pelibatan partisipasi masyarakat, terutama para pekerja untuk aktif mencari solusi kehidupan mereka sendiri secara otonom. Sedangkan KUD dibangun dengan konsep top-down dan interventif. Selain itu juga diberikan banyak fasilitas modal, gedung, manajemen, dan pengutamaan bidang bisnis. Maka tak heran, ketika subsidi itu dicabut, KUD rontok satu persatu karena kehilangan kepercayaan masyarakat.
“Oleh karena itulah, sejak akhir 2014, kita melakukan reformasi total koperasi, yang kini sudah mulai membuahkan hasil alias pecah telur. Dimana dulu sampai 2014, PDB koperasi hanya 1,7% kini menjadi 4,1%,” kata Puspayoga.
Dengan berbagai langkah yang konsisten, Puspayoga pun menargetkan pada 2019, kontribusi PDB koperasi di Indonesia bisa mencapai 6% atau bakal menyamai Malaysia. (Fat)