
Peluang News, Jakarta-Danau Toba bukan hanya dikenal dengan panorama alamnya yang cantik, melainkan ada satu hal mampu memikat para pengunjung saat singgah ke destinasi wisata itu. Ya, apalagi kalau bukan kopi.
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, dimana wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Danau Toba. Kopi yang ditanam di daerah ini pun terbilang banyak jenisnya. Sebut saja, kopi arabica yang cocok ditanam di Kawasan Danau Toba. Kemudian, kopi robusta, banyak berasal dari daerah di sekitaran Danau Toba. Selanjutnya, kopi sigararutang, yang menjadi favorit karena produksinya terbilang tinggi. Lalu, kopi komasti, berasal dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember, Jawa Timur.
Setidaknya 9000 ton kopi diproduksi dalam kurun waktu setahun. Tidak heran bila kopi asal Danau Toba ini sudah banyak diekspor ke luar negeri, juga digunakan sebagai bahan utama minuman di kafe-kafe ternama.
Melihat besarnya potensi kopi Danau Toba ini, lantas membuat Berliana Purba memfokuskan diri dengan mendirikan Koperasi Geopark Danau Toba. Bukan hanya melihat potensi, melainkan juga Berliana ingin membantu para petani kopi agar memiliki kehidupan lebih baik dan bisa mendapat pengetahuan tentang produksi serta pemasaran produknya.
“Saya mulai fokus di kopi. Biar petaninya menikmati juga. Selama ini pengepul yang membeli murah dari petani, bahkan ditebang pohonnya baru umur dua tahun, padahal masih bisa produksi. Jadi saya kalau sedang jalan lihat ada petani menjemur biji kopi saya berhenti, beli. Kami jadi pengumpul dulu, beli dengan harga bagus diatas rata-rata harga pasar. Kemudian kita ajak petani jadi anggota koperasi. Selain dari harga yang kita bayar, dia dapat bagi hasil lagi, jadi dua kali untungnya,” kata Berliana, saat berbincang dengan Peluang di acara Bazar Ramadan Kementerian Koperasi, Jakarta, (20/3/2025).
Koperasi Geopark Danau Toba merupakan koperasi nasional yang berdiri sejak tahun 2020 dan memiliki 100 anggota, tersebar dari berbagai daerah di Indonesia. Keberadaan koperasi ini diharapkan bisa membantu petani dalam menjalankan kegiatannya.
Menurut Berliana, petani susah untuk menerima informasi tentang koperasi, sehingga pihaknya berupaya menjemput bola.
“Mereka tahunya kerja, mereka tahunya kalau ada yang beli ya dijual kopinya. Kalau mau bawa ke pasar ya jauh. Kebanyakan mereka juga tahunya koperasi itu simpan pinjam,” tambahnya.
Dengan keberadaan Koperasi Geopark Danau Toba, petani kopi bisa lebih memahami tentang koperasi, tidak hanya ada koperasi simpan pinjam, melainkan juga koperasi produsen.
“Pendidikan tentang koperasi memang belum menyeluruh diterima oleh masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan pendampingan dari pemerintah. Koperasi yang sudah mati banyak dan perlu ditumbuhkan kembali,” paparnya.
Selain koperasi untuk para petani kopi. Berliana juga mendirikan Koperasi Kemilau Emas Pinapan yang bergerak di sektor pariwisata. Koperasi ini menjalankan kegiatan pariwisata di sekitar kawasan Danau Toba dan juga kulinernya.
Koperasi tersebut juga sudah mendapat pendampingan dari Kementerian Pariwisata dan mendapat kesempatan mempromosikan destinasi wisata yang ada di Sumatera Utara ke luar negeri.