hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Koperasi Dai Phong Vietnam, Role Model Berbasis Mata Rantai Pasokan

 Amat penting menerapkan model rantai nilai pasokan bagi koperasi guna menciptakan nilai berkelanjutan, dan mendukung pengembangan logistik serta jaringan gudang koperasi.         

Vietnam tergolong negara berkembang dengan penghasilan menengah ke bawah. Negara ini memiliki tingkat korupsi yang tinggi, penyensoran, masalah lingkungan, dan catatan hak asasi manusia yang buruk. Dia ambil bagian di lembaga internasional dan antarpemerintah ASEAN, APEC, Gerakan Non-Blok, OIF, dan WTO. Dia juga telah menduduki kursi di Dewan Keamanan PBB sebanyak dua kali.

Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara di tepi timur daratan Asia Tenggara, seluas 331.000 km², dengan populasi lebih dari 100 juta. Setelah Perang Dunia II, koalisi nasionalis Viet Minh, yang dipimpin oleh revolusioner komunis Ho Chi Minh, melancarkan Revolusi Agustus dan mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam dari Kekaisaran Jepang pada tahun 1945.

Vietnam mengalami peperangan yang berkepanjangan pada abad ke-20. Sebagai hasil dari perjanjian yang ditandatangani antara Viet Minh dan Prancis, Vietnam dipisahkan menjadi dua bagian. Perang Vietnam dimulai tak lama setelah itu; antara Vietnam Utara yang komunis, didukung Uni Soviet dan Tiongkok, dan Vietnam Selatan yang antikomunis, yang didukung Amerika Serikat.

Tiap tahun, lebih dari 800 koperasi tumbuh di Vietnam. Pada 2017-2021, jumlah koperasi melonjak tiga kali lipat. Negara ini diperkirakan memiliki 3,23 juta anggota koperasi, atau 176 anggota di setiap koperasi. Pada tahun 2020, pendapatan rata-rata satu koperasi adalah 2,44 miliar Dong Vietnam (VND). Itu 5,64 kali lebih tinggi dibandingkan tahun 2001, sedangkan pendapatan rata-rata pekerja tetap adalah VND40,5 juta, atau 9,1 kali lebih tinggi dibandingkan tahun 2001.

Menurut Serikat Petani Vietnam, koperasi-koperasi di Vietnam memiliki banyak anggota tetapi kesehatannya buruk, sehingga dapat rusak parah akibat badai dan tekanan. Banyak koperasi yang bubar karena Covid-19. “Meskipun 100 persen rumah tangga petani di negara lain bergabung dengan koperasi, jumlahnya hanya 35 persen di Vietnam,” ujar Nguyen Ngoc Bao, Presiden Serikat Koperasi Vietnam.

Jerman pernah memiliki 40.000 koperasi pada 1950-an; jumlah itu turun menjadi 1.000. Jepang sekarang punya 600-an. Koperasi-koperasi tersebut memiliki banyak anggota dan lahan pertanian yang luas. Mereka mengatur produksi dalam skala besar dengan bahan baku yang murah dan nilai output yang tinggi berkat kualitas produk yang sama karena mereka terhubung dengan rantai pasokan.

Situasinya berbeda di Vietnam. Lantaran skala produksi yang kecil, hasil pertanian tetap tidak kompetitif. Itulah sebabnya 85 persen hasil pertanian harus didistribusikan melalui pedagang, sementara 15 persen sisanya langsung dari pertanian ke supermarket.

Koperasi Jeruk Bali Merah Ben Tre, misalnya, dianggap sebagai koperasi besar di provinsi tersebut. Luas lahan pertanian masing-masing anggota hanya 3.000-4.000 m². Segelintir koperasi saja yang memiliki lahan pertanian satu hektare. Akibatnya, Hanya 50 persen jeruk Ben Tre yang memenuhi standar. Sisanya adalah produk dengan kualitas lebih rendah dan dijual dengan harga murah. Diakui bahwa mereka tidak memiliki gudang pendingin.

Kata Nguyen Ngoc Bao, amat penting menerapkan model rantai nilai pasokan bagi koperasi guna menciptakan nilai berkelanjutan dan mendukung pengembangan logistik serta jaringan gudang koperasi. Dalam hal ini, investasi publik dalam infrastruktur logistik akan diupayakan untuk meningkatkan kemampuan dan mendorong petani untuk terhubung dan bergabung dengan rantai pasokan.

Etos Jempolan Koperasi Dai Phong

Tanggal 22 November tahun 1959 menjadi hari yang dikenang rakyat Desa Dai Phong dengan khidmat. Saat itu 3 koperasi yang berskala kecil dengan produksi yang kecil-kecilan digabungkan menjadi Koperasi Dai Phong. Polanya mengikuti koperasi pertanian percontohan yang tipikal di sosialis. Saat itu, Vietnam terbelah menjadi dua buah negara: Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Hingga kini, setelah 76 tahun, Koperasi Dai Phong tetap merupakan tempat yang cerah dengan prospek bagis. Koperasi ini merupakan panji pelopor dalam gerakan mengembangkan produksi pertanian dan membangun pedesaan baru di Kecamatan Phong Thuy, Kabupaten Le Thuy, Provinsi Quang Binh pada khususnya; seluruh Vietnam pada umumnya.

Waktu itu, semangat kompetisi kerja di kampung halamannya luar biasa. Berlangsung gerakan setiap orang bekerja seperti dua orang. Mereka berproduksi kalau siang hari tidak cukup berlanjut ke malam hari. Kaum pemuda, wanita, bahkan lansia ikut serta. Inilah penanda masa peperangan menentang imperialis Amerika Serikat. Kalangan pemuda melakukannya sambil bertempur, kata Pham Ngoc Dinh, mantan Kepala Koperasi Dai Phong.

Desa Dai Phong pada waktu itu gembira seperti berada dalam pesta. Semua penduduk Desa Dai Phong dari lansia sampai pemuda, wanita dan pelajar, antusias turut membuat tanggul untuk mencegah keasinan, mereklamasi sawah dan membuat proyek irigasi. Gerakan kompetisi produksi itu tidak hanya berhasil menekan kelaparan, kemiskinan; tapi beras yang dihasilkan oleh Desa Dai Phong juga dibawa ke Vietnam Utara.

Dengan gerakan kompetisi itu, arus angin yang sejuk dari Desa Dai Phong telah bertiup ke setiap desa dan sawah di seluruh Vietnam Utara. Gerakan belajar mencontoh Desa Dai Phong, sehingga banyak daerah lain telah mengambil nama Dai Phong untuk memberi nama kepada gerakan kopetisi di kampung halamannya misalnya Bukit teh Dai Phong, Tanggul Dai Phong, Sawah Dai Phong.

Koperasi Dai Phong kokoh menjadi lokomotif dalam hal produktivitas padi. Satu koperasi jasa pertanian tipe baru yang tipikal. Untuk tetap berkibar, harus berani melakukan terobosan dalam banyak jasa produksi, dengan keterkaitan pada kepentingan praksis para anggota. “Yang penting adalah keharusab menciptakan sumber modal. Terutama jasa-jasa tentang material, pupuk kimia dan semua yang menguntungkan anggotanya,” kata Nguyen Van Hoang, Kepala Koperasi Dai Phong.

Koperasi Dai Phong telah menyediakan  dana kesejahteraan sebesar hampir VND 25 miliar untuk membeton saluran, proyek irigasi, membangun jalan antar-desa, membangun wisma budaya desa, sekolahan dan banyak proyek untuk kehidupan rakyat lainnya. Seluruh Kecamatan Phong Thuy kini memiliki 70% kepala keluarga yang kaya. Jumlah kepala keluarga miskin tinggal 5% saja.

“Angin Dai Phong” tetap bertiup kuat. Daya hidup Dai Phong memperkaya lagi kebanggaan. Ia bagaikan satu arus tak terputus yang terus-menerus mengalirkan kesejahteraan dari generasi ke generasi penduduk Kecamatan Phong Thuy, Kabupaten Le Thuy, Provinsi Quang Binh.●(M Iqbal)

pasang iklan di sini
octa forex broker