Kala pandemi selama 2020, kinerja finansial dan operasional BMI tetap bertaji. Jumlah aset dan anggota terus bertambah yang menandakan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. BMI akan tampil dengan logo baru yang lebih segar, simpel namun bermakna.
RAT merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di koperasi. Pelaksanaan RAT setiap tahun juga merupakan salah satu indikator kesehatan dan tata kelola koperasi yang baik. Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) dan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) merupakan koperasi yang rutin menyelenggarakan RAT setiap tahun sesuai dengan AD/ART koperasi.
Bertempat di Spring Club, Summarecon Serpong, Kabupaten Tangerang, acara puncak RAT Tahun Buku 2020 Kopsyah BMI dan Kopmen BMI dilakukan serentak di 9 zona sekaligus (3 di Tangerang, 2 di Pandeglang, 2 di Serang dan 2 di Lebak). Secara keseluruhan, RAT tersebut diikuti oleh 610 delegasi.
Rangkaian acara RAT BMI disaksikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki yang diwakili Staf Ahli Bidang Hubungan antar Lembaga Kementerian Koperasi dan UKM Luhur Pradjarto, dan Wakil Bupati Tangerang Mad Romli yang keduanya terhubung melalui Zoom Meeting. Penyelenggaraan RAT ditayangkan langsung lewat streaming Youtube.
Pelaksanaan RAT itu terasa istimewa karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali. Oleh karena itu, gelaran acara RAT dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah.
Presiden Direktur Koperasi BMI, Kamaruddin Batubara, biasa disapa Kambara mengatakan, tema besar RAT BMI Tahun Buku 2020 adalah Koperasi Milik Bersama. “Dengan semangat kebersamaan dalam semua aspek maka BMI akan menjadi lebih besar dan menyejahterakan” ujar Kambara.
Koperasi Milik Bersama mengandung pengertian setidaknya dalam tiga hal yaitu Bersama meningkatkan permodalan dengan menggenjot simpanan wajib, Bersama membesarkan usaha dengan berbelanja di toko milik Koperasi atau toko milik anggota, dan Bersama menjaga koperasi dengan melakukan pengawasan dan memberi masukan untuk peningkatan layanan dan transparansi.
Upaya untuk memperkuat kebersamaan dan solidaritas anggota sangat relevan dengan kondisi kekinian. Resesi ekonomi yang terjadi merupakan saat yang tepat untuk menguji militansi anggota. Melalui pendidikan perkoperasian yang benar, anggota tidak akan berpikir egois dengan mengurangi atau bahkan menarik simpanannya. Sementara pada sisi Pengurus, ini juga merupakan ujian integritas dan profesionalitas apakah masih setia dengan visi misi Koperasinya atau justru menyelamatkan diri sendiri dengan meninggalkan anggota.
Alhamdulilah, pada kenyataannya Koperasi BMI memiliki anggota yang loyal dan pengurus yang amanah. Semangat kebersamaan dan gotong royong tetap terjaga dengan baik untuk bersama-sama mengatasi badai pandemi. Hal ini terlihat dari pencapaian kinerja BMI sepanjang 2020.
Kinerja BMI 2020
Kebersamaan dan solidaritas yang tetap terjalin solid berpengaruh terhadap pencapaian kinerja finansial dan operasional Koperasi BMI yang tetap bertaji. Di bidang permodalan, Kopsyah BMI mengalami kenaikan 1,2 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp230 miliar. Total aset tumbuh 15,7 persen, menjadi Rp700 miliar. Permodalan yang tetap kokoh menjadi bekal berharga bagi Kopsyah untuk terus melangkah pada tahun-tahun berikutnya. Ini juga menjadi bukti kuatnya dukungan anggota terhadap usaha koperasi.
Sementara omzet usaha sebesar Rp726 miliar dan simpanan anggota naik 2,7 persen menjadi Rp260 miliar. Pemberdayaan dari Rp8,4 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp2,9 miliar. Meski demikian, penyaluran ZIS meningkat sebesar Rp100 juta dari Rp3,9 miliar di tahun 2019 menjadi Rp4 miliar pada 2020. Adapun perolehan Ziswaf pada 2019 sebesar Rp3,9 miliar, meningkat Rp800 juta menjadi Rp4,7 miliar pada 2020. Sementara perolehan Wakaf mencapai Rp4 miliar.
Peningkatan Ziswaf merupakan bukti bahwa anggota mendukung setiap usaha dari Kopsyah BMI dan menunjukkan militansi yang tak pernah luntur kala pandemi. Pendidikan perkoperasian yang dijalankan secara benar sesuai prinsip koperasi merupakan faktor utama terbentuknya militansi tersebut.
Kepercayaan masyarakat terhadap Kopsyah BMI juga terus menanjak yang dibuktikan dari bertambahnya jumlah anggota. Pada 2019, jumlah anggota sebanyak 162.363 orang, kemudian meningkat menjadi 177.363 orang pada 2020. Ini tidak terlepas dari kerja konkret Kopsyah BMI dalam menjalankan fungsi-fungsi pemberdayaan untuk pemerataan ekonomi. “Kopsyah BMI senantiasa hadir memberi solusi atas problematika yang dihadapi masyarakat sehingga mereka percaya dan respek pada kami,” ungkap Kambara.
Sementara Kopmen BMI, permodalannya naik 11 persen, aset meningkat 25 persen, dan omzet melambung 232 persen. Penjualan total sebesar Rp40 miliar lebih dibukukan dari penjualan elektronik. Bahkan, dalam sebulan penjualan handphone dan laptop mencapai Rp14 miliar. Ini disebabkan kebutuhan untuk aktivitas bekerja maupun pembelajaran jarak jauh secara daring selama pandemi.
Adapun persediaan Kopmen BMI naik menjadi 20,7 persen dan jumlah anggota meningkat 4,3 persen, dari 78 ribu orang pada 2019 menjadi 82.324 orang sampai akhir Desember 2020. Kopmen BMI bertekad untuk menyediakan semua kebutuhan anggota sehingga perputaran uang tetap berada di koperasi. Inilah sejatinya peran koperasi yaitu menyejahterakan anggota.
Dari aspek operasional,selama 2020 Koperasi BMI telah membuka 20 cabang baru dan masuk melayani 7 cabang di Kabupaten Bogor. Perluasan jaringan ini untuk meningkatkan skala ekonomi koperasi dan lebih mendekatkan diri pada anggota.
Koperasi BMI melalui program pemberdayaan juga telah merilis Beras BMI. Respons anggota pun sangat baik yang dibuktikan dari terus naiknya permintaan. Beras BMI berasal dari gabah petani yang kemudian diproses dengan teknologi terbaru sehingga menghasilkan beras yang berkualitas. Selain itu, BMI juga tengah membangun pilot project itik petelur untuk pemberdayaan anggota.
Kamaruddin juga menerangkan pada tahun ini, BMI akan menjalankan Program Da’i Muamalah. Program ini merupakan upaya edukasi kepada anggota dan masyarakat mengenai ekonomi syariah. ”Kita punya komitmen bagaiamana nantinya da’i-da’i ini kita tempatkan di desa-desa agar masyarakat kita di Indonesia ini bisa bermuamalah secara syar’i agar mendapatkan keberkahan bukan soal uang semata. Itu yang kita upayakan agar semua desa bisa berbisnis dengan menjunjung tinggi nilai amanah dan kejujuran. Kita harus mengedepankan kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi,” ujar Kambara.
Yang lebih membanggakan adalah dalam kondisi sulit Pengurus tidak melakukan PHK. Ini merupakan salah satu komitmen pengurus untuk menguatkan kebersamaan dan gotong royong. Bukan hal mudah untuk mengambil tindakan tidak mem-PHK karyawan di tengah situasi sulit. Namun, Pengurus lebih memilih untuk memperkuat solidaritas agar Koperasi BMI tetap solid.
Perluas Kemitraan Global
Dalam RAT tersebut, Koperasi BMI juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan produsen filter air bereputasi internasional, Nazava. Kemitraan ini akan memudahkan anggota dalam mengakses air minum yang bersih tanpa biaya yang besar.
Menurut Kambara, terobosan filter air BMI menjadi bukti bahwa Koperasi BMI kembali diandalkan tidak hanya pada kesejahteraan namun juga kesehatan anggotanya. Dengan menggunakan filter air minum BMI, pengeluaran biaya air galon kemasan dapat dihilangkan. Pasalnya, filter ini menggunakan sumber air langsung dari tanah atau PAM.
”Kemitraan bersama Nazava bertujuan memberikan fasilitas air minum yang murah dan berkualitas kepada anggota kami, karena itu sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi anggota yang ingin menjual Nazava,” ujarnya.
Filter air BMI yang dirancang Nazava membuat air mentah yang bisa diminum tanpa mesti dimasak terlebih dahulu. Tanpa perlu menggunakan listrik bahkan baterai. Tentu saja air yang keluar dari filter adalah 100 persen aman untuk diminum.
Di bawah bendera PT Holland for Water, filter air Nazava dilengkapi dengan teknologi penyaringan keramik yang mampu secara efektif menyaring semua kotoran, bakteri maupun zat-zat terlarut yang berbahaya dari air. Dengan ukuran yang hanya 0,4 micron, hingga bakteri tidak bisa lewat.
Founder filter Nazava Guido van Hofwegen mengatakan, nama Nazava diambil dari bahasa Arab yang berarti bersih. Teknologi filter Nazava menggunakan keramik. Filter tersebut juga dilengkapi dengan lapisan nano silver yang dapat membunuh bakteri. Lapisan dari perak ini banyak dipakai pada peralatan rumah sakit sebagai langkah sterilisasi peralatan tersebut dari kuman dan bakteri. Filter juga sudah diuji lebih dari 30 laboratorium di dunia.
Karbon aktif dalam filter air akan berfungsi sebagai pengikat zat kimia yang larut dalam air, menghilangkan bau tidak sedap, dan memperbaiki rasanya sekaligus sehingga air akan terasa lebih segar. Filter air yang mengubah air sumur kotor, air keran/ PDAM, air hujan, dan air sungai menjadi air yang aman untuk diminum tanpa perlu direbus terlebih dahulu. Filter air keramik Nazava mampu menyaring 7000 liter atau setara dengan 350 galon isi ulang dengan estimasi waktu pemakaian antara 2 sampai 3 tahun.
Nazava adalah satu-satunya filter air minum dari Indonesia yang disertifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Selain itu, filter air Nazava telah diuji oleh ITB, Unpad, dan beberapa laboratorium dari Departemen Kesehatan.
Melalui Kopmen BMI, filter air minum skala rumah tangga itu didistribusikan kepada anggota lewat Migros dan toko bangunan. Satu unit filter air minum BMI dibanderol Rp430 ribu per unit. Pengurus yakin, produk ini akan diminati oleh anggota karena menghemat pengeluaran.
Peluncuran Logo Baru
Forum RAT juga menjadi momentum bagi Koperasi BMI untuk meluncurkan logo baru. Pada logo baru itu dibuat lebih simpel namun tetap mengandung semangat berkoperasi syariah. Logo baru ini berbentuk persegi empat dan terdapat lambang benteng dengan lima undakan berwarna kuning emas. Benteng juga lekat dengan historis BMI yang pertama kalinya tumbuh dan berkembang di Bumi Cisadane, Tangerang.
”Lima undakan berbentuk benteng dimaknai sebagai lima instrumen pemberdayaan melalui sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Sistem instrumen ini dibangun untuk menciptakan kemaslahatan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual,” ungkap Kambara.
Sementara, logo berbentuk persegi empat dimaknai sebagai budaya Koperasi BMI yakni Shidiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (transparan dan akuntabel) dan Fathanah (cerdas, inisiatif dan kreatif). Budaya kerja ini mengadopsi sifat-sifat Rasulullah SAW.
Pada logo baru ini, tulisan BMI dengan latar hijau juga disematkan di tengah logo. Sementara teks Koperasi Syariah berada di bawahnya. Teks BMI merupakan akronim dari Benteng Mikro Indonesia. Jika digabungkan, maka Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia merupakan Koperasi Syariah yang lahir dan berkantor pusat di Tangerang sebagai benteng atau pertahanan bagi usaha mikro yang pelayanannya mencakup seluruh wilayah Indonesia dengan jenis usaha simpan pinjam dan pembiayaan menggunakan sistem pelayanan pola syariah.
Semangat Logo baru BMI memberi pesan bahwa BMI sebagai koperasi syariah yang mandiri, berkarakter dan bermartabat untuk kemaslahatan anggota dan masyarakat. Pada kesempatan yang sama, Koperasi BMI juga meluncurkan buku Skim Pembiayaan Mikro Tata Sanitasi & Mikro Tata Air (MT& MTA) yang merupakan buku seri ke-2 serial buku Peradaban Baru Koperasi Indonesia.
Pencapaian yang telah diraih pada tahun sebelumnya merupakan motivasi bagi Pengurus untuk membukukan kinerja yang lebih baik lagi pada tahun ini. “Melalui kebersamaan yang semakin solid, BMI meyakini akan tumbuh lebih besar dan akan terus melakukan pemberdayaan usaha anggota untuk pemerataan,” pungkas Kambara.







