
PeluangNews, Bogor – Koperasi BMI Group menggelar kegiatan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RK–RAPB) di Kawasan Wisata Bukit Manik Indonesia, Kampung Lokapurna, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Forum yang berlangsung selama tiga hari, pada 16–18 Desember 2025 ini diikuti 75 peserta ini, tidak hanya membahas arah kebijakan dan perencanaan keuangan koperasi ke depan, tetapi juga dirancang sebagai ruang penguatan nilai spiritual yang menjadi fondasi etika, integritas, dan kepemimpinan. Salah satu agenda yang mendapat perhatian khusus adalah sesi muhasabah diri yang disampaikan Ketua Pengawas Syariah Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia, Hendri Tanjung, pada Selasa malam (16/12).
Sesi muhasabah diawali dengan pembacaan Al-Qur’an Surat Ar-Rahman secara serentak oleh seluruh peserta. Dalam ulasannya, Hendri Tanjung menekankan makna ayat “Fa-bi ayyi ālā’i rabbikumā tukadzdzibān” yang berulang sebanyak 31 kali dalam Surat Ar-Rahman sebagai pengingat atas begitu banyak nikmat Allah SWT yang kerap dilupakan manusia.
Ia menyampaikan bahwa nikmat kesehatan dan waktu luang merupakan dua anugerah besar yang sering dianggap sepele, padahal keduanya menjadi modal utama dalam beribadah dan berkarya.
Menurutnya, keselamatan manusia terletak pada komitmen menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sebagaimana Allah SWT mengajarkan Al-Qur’an dan menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Dalam tausiyahnya, Hendri Tanjung juga mengulas kisah penciptaan manusia yang sempat dipertanyakan oleh para malaikat, namun dijawab Allah SWT dengan pemberian ilmu kepada manusia.
Ia menegaskan bahwa keseimbangan alam semesta, penciptaan bumi dan langit, serta keberadaan jin dan manusia merupakan ketetapan Allah yang sarat dengan pelajaran moral dan tanggung jawab.
Ia turut mengingatkan agar manusia tidak terjebak dalam kerja sama dengan jin demi keuntungan duniawi sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, karena hal tersebut justru membawa kerugian dan kehancuran. Menurutnya, segala sesuatu yang ada di bumi bersifat fana dan setiap manusia pasti akan menghadapi kematian.
“Muhasabah ini bukan untuk melemahkan, tetapi untuk menguatkan. Kesadaran akan kefanaan harus melahirkan semangat berbuat kebaikan. Jika kita tahu esok kiamat dan hari ini masih sempat menanam pohon, maka tanamlah pohon itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hendri Tanjung menekankan bahwa ibadah tidak hanya terbatas pada ritual, tetapi juga tercermin dalam amal muamalah dan kerja-kerja sosial yang membawa kemaslahatan. Ia menilai pengabdian dan kerja profesional dalam koperasi merupakan ladang amal apabila dilandasi iman dan niat yang lurus.
Menutup sesi muhasabah, Hendri Tanjung mengajak seluruh jajaran manajemen Koperasi BMI Group untuk terus memperkuat iman dalam menjalankan tugas, sekaligus meneguhkan visi serta rencana strategis koperasi sebagai ikhtiar bersama dalam mewujudkan kesejahteraan anggota secara berkelanjutan.







