hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Koperasi Avebe Ubah Kentang Senilai Emas

Taiching—Koperasi Avebe mengelola kentang menjadi tepung. Mereka bisa mengalahkan korporasi kapitalis kentang di negeri kincir angin dalam sejarahnya, tetapi juga bertahan di pasar global. Pandemi Corona  tidak menggoyahkannya.

Ketika produksi kentang di sebagian besar Eropa pada dekade kedua abad ke 21, Belanda masih menanam 25 persen atau sekira 160 ribu hektare tanah mereka dengan kentang.  Produktivitasnya di atas rata-rata dunia, yaitu 45 ton per hektare.

Hanya setengah dari tanaman kentang di Belanda ditanam langsung untuk makanan, sekitar 20 persen adalah kentang bibit, dan 30 persen sisanya diolah menjadi pati. Sekitar 70 persen kentang Belanda diekspor dalam bentuk umbi segar dan produk kentang, seperti keripik dan tepung. Belanda adalah pemasok utama kentang benih bersertifikat di dunia, dengan ekspor sekitar 700.000 ton per tahun.

Salah satu pihak yang berkontribusi menjadikan kentang bernilai ialah sebuah koperasi bernama Avebe (Aardappelmeel Verkoop Bureau).  Pada 11 November 1919 sebelas koperasi pabrik tepung kentang memutuskan untuk bersama menjual produk mereka sekaligus menyatakan ketegasannya terhadap perdagangan swasta.

Pada 1948, koperasi ini berevolusi menjadi satu perusahaan, dan mengubah namanya menjadi Avebe. Pada 1956, untuk pertama kalinya, Avebe memproduksi turunan amilum. Pada 1978, pasca kebangkrutan KSH, Avebe mengambil alih sebagian besar aset Scholten. KSH merupakan produsen tepung kentang swasta terakhir di Belanda. Selama kurun waktu seratus tahun, Avebe telah menjadi pemimpin global dalam bidang pati dan protein kentang.

Koperasi ini dibagi menjadi enam distrik (dua di Jerman dan empat di Belanda). Pabrik amilum Avebe yang berada di Belanda, Jerman, dan Swedia pun memproses sekitar 3 juta ton kentang tiap tahunnya. Tepung kentang mereka Avebe masuk ke dalam pasar global, termasuk di Indonesia bahkan sudah dijual melalui marketplace.

Kini Anggota koperasi 2.225 orang mencapai petani kentang di Belanda dan Jerman. CEO Avebe mengatakan, koperasi ini fokus pada mengekstraksi pati dari kentang. Dengan mengembangkan teknik inovatif,  pihaknya mengekstraksi protein dari kentang, terutama ditujukan untuk industri makanan. Protein kentang tidak saja untuk digunakan pada makanan, tetapi juga pakan, kertas, konstruksi, tekstil, dan perekat.

“Kami belum selesai  berinovasi. Bagi kami, kentang adalah sumber kemungkinan dengan genap lebih banyak bahan yang dapat kami tambah nilai,” kata Jansen.

Dengan menjamin kelangsungan budi daya kentang pati, menawarkan harga yang menarik kepada anggotanya, dan dengan menjadi pemberi kerja yang menarik dan baik yang berkontribusi pada kelangsungan lapangan kerja, Avebe telah memberikan kontribusi yang relevan bagi pengembangan kawasan gambut reklamasi di Utara Belanda.

Avebe memproduksi pati dan protein kentang untuk tiga pasar: makanan, pakan dan industri.  Sebanyak 65% untuk pasar makanan dan pakan 35% untuk industri.  Harga 1 ton 93,62 euro menghasilankan pendapatkan 5,2 juta euro setahun.

Inovasi produk Sebagai tanggapan atas permintaan konsumen yang terus meningkat akan makanan yang nyaman, namun tetap ‘buatan rumah’ dan makanan siap saji yang sehat, Avebe telah mengembangkan risotto microwave yang lezat dengan produk kami Eliane ™, tepung kentang lilin. Eliane ™ adalah dosis rendah, pati viskositas tinggi yang memungkinkan produk akhir berkualitas lebih tinggi.

Produk ini membantu produsen makanan untuk mengatasi tantangan dan memenuhi permintaan konsumen dalam beberapa aplikasi seperti makanan siap saji, sup, saus, dan dressing.

Manajer Penjualan Inovasi Malin Morin mengatakan, “Kami menemukan kunci diferensiasi rasa dan tekstur yang luar biasa.  Dimungkinkan untuk mencapai pengurangan hingga 50% lemak, sambil mempertahankan rasa mentega di mulut.”

Lanjut dia,  produk nabati ini menjadi solusi untuk gaya hidup  vegetarian bahkan juga untuk industri halal.

KINERJA KEUANGAN  KINCLONG

Koperasi Royal Avebe mempunyai 1.313 karyawan di seluruh dunia dan mempunyai kantor di AS, Turki, Singapura, Tiongkok, Jepang, Swedia selain Belanda dan Jerman. Kinerja keuangannya cukup memuaskan terlihat pada tabel.

Pandemi Covid-19 tidak menghalangi operasional Avebe. Menurut situsnya, koperasi ini menjalankan protokol kesehatan di pabrik. Semua karyawan di luar produksi bekerja di rumah. Selain itu rapat anggota dan berbagai acara ditunda atau diubah menjadi edisi virtual.

Atas kontribusi dan kinerjanya pada 4 November lalu koperasi Avebe dianugerahi Royal Warrant oleh kerajaan Belanda.  Dengan demikian Koperasi Tepung Kentang Belanda Avebe sekarang dapat menyebut dirinya ‘Royal’. Untuk memperingati ulang tahun ke-100 pada  11 November, Raja Belanda, Yang Mulia Raja Willem-Alexander menganugerahi Avebe the Royal Warrant (Irvan)

pasang iklan di sini