hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kopdit Mekar Sai: Kembangkan SDM, Koperasi Dapat Berjalan Sendiri

Peluang, Lampung – Koperasi Simpan Pinjam Credit Union (Kopdit) Mekar Sai, Lampung mengakui, Pentingnya Kopdit Mekar Sai mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi suatu keharusan di era globalisasi ini. Pasalnya, di dalam pengembangan SDM terdapat pembentukan personal yang kualitasnya baik sehingga koperasi tentu akan berjalan bagus.

“Koperasi Mekar Sai yang telah berusia 32 tahun dengan aset yang hampir Rp 700 miliar, serta anggota yang mencapai 20 ribu lebih ini kami yakini. Mengapa kami dapat bertahan dengan membangun manusianya?. Makanya kami yakin ketika anggota-anggota kami diberikan kecerdasan, maka pasti koperasi ini akan berjalan sendiri. Jadi kami tidak perlu mencari uang banyak untuk datang kesini, ini sudah autopilot,” ujar Ketua Kopdit Mekar Sai, Andreas Muhi Pukai kepada MajalahPeluang.com, Rabu (18/1/2023).

Jadi ketika mencari anggota, menurut dia, hal yang paling penting adalah anggotanya mendapatkan pengetahuan bagaimana berkoperasi yang baik. Oleh karena, koperasi ini akan bertebaran dimana-mana. ”Kita jangan sampai begitulah, kalau bisa kita menjadi koperasi sejatilah,” kata Andreas.

Dengan demikian, lanjut dia, pendidikan buat anggota sangat penting supaya anggota memahami dengan kecerdasan terhadap koperasi, bukan berarti diberikan bekal pelajaran managemen keuangan, karena hal seperti itu hanya diperuntukkan di dunia kampus.

“Kalau kita bicara tentang pelajaran managemen keuangan, mereka langsung pulang. Karena itu buat di kampus lah ya. Tetapi mereka yang kami datangi, bagaimana menyentuh dengan cara hidup sehari-hari. Jadi kalau pendidikan pelatihan yang kami berikan kepada mereka, yaitu mengajak mereka ngobrol, kesulitan mereka seperti apa, mimpinya mereka bagaimana, terus kita tawarkan solusinya,” papar Andreas.

Bila merujuk pada pengalamannya, menurut dia, ketika mulai membicarakan banyak teori, mereka itu menganggap tidak terlalu penting, dan langsung mengantuk. “Bahkan langsung bilang bicara apa sih, pertanyaan itu yang ditujukan ke kami. Jadi mereka langsung menuju, kami boleh pinjam (uang Koperasi) apa tidak. Ketika dijelaskan panjang lebar, ternyata mereka jadi paham kalau di Koperasi tidak bisa langsung pinjam,” ucap Andreas. (alb)

pasang iklan di sini