
PeluangNews, Batang – Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih digadang-gadang menjadi motor penggerak industrialisasi desa sekaligus benteng bagi produk lokal dari gempuran impor.
Hal itu ditegaskan Sekretaris Kementerian Koperasi (SesKemenkop) Ahmad Zabadi saat membuka Batang Nusantara Expo dan Kopdes Merah Putih Fest 2025, Sabtu malam (27/12).
Mengusung tema Transformasi Kabupaten Batang Menjadi Pusat Industri dan Jasa, ajang ini menjadi momentum penting penguatan peran koperasi desa sebagai agregator produk lokal. Hadir dalam acara tersebut Bupati Batang Faiz Kurniawan, Wakil Bupati Suyono, serta jajaran Kementerian Koperasi dan Pemkab Batang.
Zabadi menyebut, melalui gerai-gerai Kopdes/Kel Merah Putih, produk lokal khususnya dari wilayah Batang akan difasilitasi akses pasar, pembiayaan, hingga distribusi. Pembangunan gerai fisik koperasi desa sendiri ditargetkan rampung pada Maret–April 2026 di seluruh Indonesia.
“Yang kecil-kecil, mikro dan ultra mikro ini harus diagregasi. Siapa agregatornya? Koperasi. Dari situlah hadir gagasan besar Kopdes Merah Putih,” ujar Zabadi.
Ia menegaskan, kehadiran Kopdes/Kel Merah Putih juga menjadi solusi bagi nelayan dan petani dalam mengakses kebutuhan bersubsidi. Nelayan dapat memperoleh solar sesuai harga resmi Rp6.800 per liter, sementara petani mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai ketetapan pemerintah.
Melalui koperasi desa, rantai distribusi dipangkas sehingga masyarakat bisa memperoleh kebutuhan produksi maupun konsumsi harian sesuai harga eceran tertinggi (HET). Selama ini, praktik tengkulak kerap membuat harga komoditas strategis melambung dan merugikan rakyat.
“Koperasi desa memastikan rakyat menikmati LPG, beras, hingga obat-obatan dengan harga sesuai ketetapan pemerintah,” tegas Zabadi.
Tak hanya soal distribusi, Kopdes/Kel Merah Putih juga diposisikan sebagai bagian dari ekosistem industrialisasi. Produk lokal akan diserap koperasi, diproses, dikemas, dan dipasarkan secara modern agar memiliki nilai tambah.
Koperasi desa juga mendorong pengusaha lokal memproduksi kebutuhan dasar secara massal sehingga ketergantungan pada produk impor bisa ditekan.
“Semua produk lokal harus diserap koperasi. Hasil panen cabai, beras, hingga ikan masuk cold storage, diproses, lalu dipasarkan ke pasar modern bahkan ekspor,” jelasnya.
Selain itu, Kopdes/Kel Merah Putih turut ditugaskan menyukseskan program makan bergizi gratis (MBG). Presiden menekankan agar bahan baku program tersebut sepenuhnya berasal dari produksi lokal yang dikonsolidasikan koperasi, termasuk pengadaan susu dari peternak sapi perah dalam negeri.
Untuk mempercepat realisasi, Kementerian Koperasi bersama lintas sektor, khususnya PT Agrinas Pangan Nusantara dan TNI, mendorong percepatan pembangunan gerai, gudang, dan sarana pendukung Kopdes/Kel Merah Putih di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Bupati Batang Faiz Kurniawan mengapresiasi Batang Nusantara Expo 2025 sebagai momentum kebangkitan pengusaha lokal pascapandemi Covid-19. Menurutnya, expo ini bukan sekadar pameran, tetapi wadah bagi pelaku usaha agar naik kelas.
“Dari mikro ke kecil, dari kecil ke menengah, hingga menjadi korporasi besar,” kata Faiz.
Ia berharap pengusaha lokal dapat mengakses pembiayaan berbunga rendah melalui program LPDB serta memperluas pasar agar mampu bersaing. Dukungan Kopdes/Kel Merah Putih dinilai penting untuk membuka akses tanah, pendidikan, teknologi, modal, dan pasar.
“Kami berharap Batang Nusantara Expo tahun depan benar-benar menjadi expo pengusaha lokal dan koperasi terbesar di Indonesia,” pungkasnya.








