hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kontribusi Bruto Asuransi Syariah Melesat Jadi Rp11,5 Triliun

JAKARTA—Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mencatat  pertumbuhan kontribusi bruto melesat sebesar 51,89 persen yoy, yaitu  dari Rp 7,6 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp11,5 triliun pada tahun ini.

Ketua Bidang Riset dan Inovasi Asuransi Jiwa Syariah AASI, Ronny Ahmad Iskandar mengatakan, Kontribusi bruto ini mayoritas masih disumbang oleh asuransi jiwa syariah sebesar Rp10 triliun atau sekitar 87 persen dari total kontribusi bruto di kuartal II 2021. 

Seiring dengan kenaikan kontribusi bruto, klaim bruto juga mengalami kenaikan sebesar 72,77 persen yoy menjadi Rp9,7 triliun pada tahun ini dibandingkan tahun lalu sebesar Rp5,6 triliun. Klaim bruto ini utamanya disumbang oleh asuransi jiwa syariah sebesar Rp9 triliun. 

Sementara asuransi umum berkontribusi sebesar 8,67 persen atau sekitar Rp1 triliun, sedangkan reasuransi syariah menyumbang sebesar Rp 470 miliar atau sekitar 4,7 persen.

“Ini menunjukkan bahwa adanya indikasi perbaikan ekonomi Indonesia meski dalam kondisi pandemi,” kata Ronny, Selasa (21/9/21)

Dia juga mengungkapkan,  per 30 Juni 2021, aset asuransi syariah tercatat sebesar Rp42 triliun, naik 4,83 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp40,8 triliun. Porsi aset didominasi oleh asuransi jiwa sebesar Rp34,44 triliun atau mencapai 80,45 persen. 

Selanjutnya, aset asuransi umum syariah berkontribusi sebesar Rp6,28 triliun atau sekitar 14,68 persen terhadap total aset industri asuransi syariah. Porsi reasuransi syariah juga tercatat posstif tumbuh 4,87 persen atau sebesar Rp2,08 triliun. 

Dari sisi investasi, sekitar 82,48 persen persen atau Rp27,6 triliun dialokasikan di pasar modal. Dana kelolaan industri asuransi syariah ditempatkan pada sejumlah instrumen, baik saham syariah, reksa dana syariah, sukuk, maupun Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Secara terperinci, penempatan dana di saham syariah dan reksa dana syariah masig-masing mencapai Rp 12,18 triliun Rp 7,8 triliuh. Sedangkan di sukuk, dana yang dialokasikan mencapai Rp 2,4 triliun dan pada SBSN sebesar Rp 7,5 triliun. 

Sisa dana 17,12 persen diinvestasikan diperbankan atau deposito sebesar Rp6,1 triliun. Sedangkan investasi lainnya sekitar 0,4 persen sebesar Rp147 miliar.

“Dalam situasi seperti ini, perusahaan asuransi syariah indonesia melihat risiko yang ada sehingga sebagian dana dialokasikan diperbankan,” tambahnya.

Hanya saja hasil investasi selama pandemi memang mengalami penurunan yang terjadi seiring dengan kondisi pasar modal. Hasil investasi pada kuartal II 2021 masih tercatat minus Rp342 miliar.

Meski demikian, dari sisi kinerja, hasil investasi tersebut tumbuh 85,45 persen dari kuartal II 2020 yang minus hingga Rp2,3 triliun.

pasang iklan di sini