Di langit perkoperasian Indonesia, nama Muslimin Nasution boleh dibilang anomali. Setidaknya bisa disimak dari basis akademisnya, jebolan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung 1967 dengan predikat Sarjana Teladan, Namun hampir separuh hidupnya tercurah untuk pengembangan koperasi.
Mantan aktivis Dewan Mahasiswa ITB kelahiran Surabaya, 26 Januari 1939 ini bersinggungan dengan koperasi saat menjabat Kepala Biro Litbang Bulog pada 1975. Kala itu, korelasi antara Bulog dan koperasi (KUD) sangat kuat, sebab KUD memang mitra utama Bulog dalam memenuhi dan menjaga stok pangan nasional.
Selanjutnya Muslimin makin menunjukkan peran aktifnya ketika menjabat Sekretaris Menteri Muda Urusan Koperasi pada Depertamen Perdagangan dan Koperasi (1978-1993).
Asisten Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Peningkatan Kualitas SDM dan Pengembangan Iptek Bappenas (1993-1994). Karier puncak di lembaga itu diraihnya dengan menjabat Wakil kepala Bappenas pada tahun 1998.
Ketika arus refromasi bergulir, ayah dua putra dan satu putri yang meraih gelar Doktor Studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaan di IPB ini kembali naik daun. Ia ditunjuk menjabat Menteri Kehutanan dan Perkebunan. Ia menggulirkan reformasi di bidang kehutanan dengan memberi konsensi kepada badan usaha koperasi untuk punya Hak Pengusahaan Hutan. Kebijakan yang kala itu membuat usaha sektor kehutanan dan perkebunan, yang semula hanya kavling pengusaha besar dan kroni kekuasaan, beralih fungsi jadi lahan ekonomi rakyat yang terbuka. Muslimin masih diminta untuk narasumber Tim Pengkajian dan Pengembangan Koperasi dan UMK Kementerian Koperasi UKM. (Irm)