PeluangNews, Tangerang – Konglomerat atau pengusaha besar yang memiliki banyak anak usaha dipastikan memiliki bank atau lembaga keuangan. Begitupun seharusnya dengan koperasi yang didominasi masyarakat kelas menengah ke bawah, koperasi simpan pinjam (KSP) sebagai lembaga keuangan harus banyak dan besar
“Tidak salah koperasi simpan pinjam (KSP) banyak didirikan. Koperasi memiliki kapasitas dan cita-cita bersama memiliki KSP yang besar yang maju agar bisa sejahtera bersama-sama. Konglomerat pasti punya lembaga keuangan atau bank, mengapa koperasi tidak,” ucap Presdir Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI) Grup Kamaruddin Batubara, saat menyampaikan sambutan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2023, di Tangerang, Banten, Senin (22/1/2024)
Untuk menjadi koperasi yang besar, jelas Kambara-sapaan Presdir BMI Grup, mengingatkan bahwa koperasi harus memiliki ideologi untuk melawan kapitalisme dan individualisme. Lantaran itu, dalam RAT tahun buku 2023 Koperasi BMI Grup mengambil tema “Mengukuhkan Ideologi Koperasi untuk Sejahtera Bersama”.
“Koperasi harus memiliki ideologi jika tidak ada ideologi maka koperasi tidak ada bedanya dengan usaha lainnya ala kapitalisme. Pendekatan masalah di koperasi harus dengan kekeluargaan. Tidak ada majikan dan buruh dalam koperasi,” ujar Kambara.
Dalam berkoperasi, lanjut Kambara mengingatkan pesan Bapak Koperasi Indonesia Bung Hatta bahwa dalam koperasi harus ada solidaritas, pemberdayaan, peduli sesama, gorong royong, kesejahteraan bersama, kemandirian & kekeluargaan.
“Stigma koperasi hanya tempat meminjam harus diubah, orang miskin harus menabung untuk meningkatkan kesejahteraan. Karena orang kaya sudah otomatis dia nabung dari sisa penghasilan,” ucap Kambara
Melalui Model BMI Syariah, Kopsyah BMI, ungkap Kambara, pihaknya terus konsisten memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat. Setelah memiliki 100 cabang, kini koperasi dengan aset lebih dari Rp1,1 triliun lebih itu terus meningkatkan program sosial dan pemberdayaanya dirasakan masyarakat di wilayah layanannya di Provinsi Banten dan Jawa Barat.
Mulai dari Gerakan Seribu Sajadah dan Al Quran (Geser Dahan), Sanitasi Masjid, Mushola dan Pesantren (Sanimesra), Sanitasi Dhuafa, Santunan dhuafa, santunan anak yatim, beasiswa, pelayanan ambulans gratis (bensin, sopir dan e-toll ditanggung BMI) dan lain-lain.
Jatuh bangunnya koperasi, menurut Kambara, ada di anggota. Koperasi menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali. Dengan menempatkan anggota sebagai pemilik, pengguna dan pengendali membuat Kopsyah BMI tetap dalam spirit menjaga prinsip, nilai dan jati diri koperasi. (Aji)