
PeluangNews, Jakarta – Banyak yang memprediksi konflik Iran-Israel dapat membawa dampak pada perekonomian global tidak terkecuali Indonesia.
Untuk menjaga stabilitas ekonomi makro, pemerintah menyiapkan strategi guna menjaga nilai tukar rupiah.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal.
Koordinasi dengan Bank Indonesia (BI), kata dia, terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada. Dari sisi fiskal, pemerintah memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel.
Sri Mulyani dalam akun Instagram resmi @smindrawati, seperti dikutip di Jakarta, Minggu (21/4/2024), menjelaskan situasi global yang berkembang saat ini pasti akan berdampak pada perekonomian Indonesia, termasuk gejolak nilai tukar rupiah.
Dari sisi ekspor, lanjut Ani, panggilan akrabnya, penerimaan akan jauh lebih baik dengan nilai tukar dolar yang menguat. Tetapi di sisi impor, konversi harga terhadap rupiah akan lebih tinggi dan bisa berdampak pada inflasi di Indonesia.
Menkeu memastikan pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan tersebut. “Saya yakin Indonesia akan tetap resilien (tangguh) dalam situasi ini,” ujar dia.
Tidak hanya dalam kondisi saat ini, Menkeu Sri Mulyani juga yakin perekonomian Indonesia tetap tangguh ke depannya, sama halnya dengan pengalaman melewati krisis pandemi lalu.
“Di tengah kondisi suku bunga dan inflasi global yang tinggi seperti saat ini, saya yakin ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh sisi ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus,” kata dia.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memastikan stabilitas rupiah terjaga dalam mengantisipasi dampak dari ketidakpastian penurunan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) dan ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah.
“Kami terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (19/4).
Selain itu, BI melakukan pengelolaan aliran portofolio asing yang ramah pasar, termasuk operasi moneter yang pro market dan terintegrasi dengan pendalaman pasar uang guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Perry mengutarakan ekonomi Indonesia termasuk salah satu negara emerging market yang kuat dalam menghadapi dampak rambatan global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Ekonomi Indonesia tetap kuat ditopang oleh kebijakan moneter dan fiskal yang pruden dan terkoordinasi erat.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini diberitakan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap US$ 1 dikisaran Rp 16.200. []