Peluangnews, Jakarta – Guru Besar Bidang Ilmu Transportasi Fakultas Teknik UNPATTI, Ambon, Prof. Dr. Ir. Marcus Tukan melihat penguatan konektivitas Kawasan Timur Indonesia (KTI) terutama dengan pembangunan infrastruktur transportasi laut, sehingga berbagai titik ekonomi baru tumbuh.
Infrastruktur transportasi di pulau kecil dan terluar di kab. Maluku Barat Daya (MBD), prov. Maluku bisa menguatkan industri dan perdagangan terutama dengan Australia. Neraca perdagangan Indonesia – Australia, mencakup komoditas batu bara, minyak bumi mentah, biji gandum, gula, dan lain sebagainya. Nilai perdagangan kedua negara mencapai triliunan rupiah.
“Gate (gerbang) Perdagangan Timur Indonesia, harus dibangun di kawasan timur. Pelayaran dari Australia ke Maluku kurang dari 24 jam, dengan kapal cepat. Pulau Kisar (MBD), salah satu pulau terluar sebagai alternative gate perdagangan Timur Indonesia,” ujar Prof. Marcus Tukan mengatakan kepada Redaksi, Minggu (10/9/2023).
Pulau Kisar, salah satu pulau terluar wilayah Indonesia terletak di perairan Selat Wetar dan berbatas di sebelah selatan dengan perairan ujung timur Pulau Timor yang masuk bagian negara Timor Leste. Ketika musim ombak laut tenang, bulan Juni sampai Agustus, masyarakat di pulau Kisar bisa melihat lampu-lampu menyala di Darwin Australia. Kapal laut bergerak sekitar 50 mil ke Darwin, Australia.
“Kisar dulunya pulau, dan berubah menjadi kota. Saya membandingkan Kisar dengan (kota) Batam, Prov. Kepri (Kepulauan Riau). Dulunya, (Batam) tidak ada apa-apa, bahkan tidak ada sumber air bersih. Batam juga tidak punya sungai-sungai besar, tapi sekarang sudah menjadi sentra ekonomi karena ada industrialisasi. Kisar juga bisa dibenahi sampai seperti Batam,” kata Prof. Marcus Tukan di sela acara Diskusi Menuju Indonesia Emas 2045 di kampus FIB UI Depok.
Selama ini ada ketidak-seimbangan kegiatan muatan bongkar container antara wilayah Timur dan Barat Indonesia. Hal tersebut disebabkan, adanya perbedaan konsumsi dan produksi. Kegiatan produksi wilayah kepulauan seperti Maluku masih ditentukan oleh musim. Komitmen pemerintah pusat sangat dibutuhkan, terutama dalam bentuk insentif, kebijakan dan regulasi. Solusi menjaga keseimbangan kargo, bisa juga dengan peningkatan ukuran kapal, penurunan cost operasional kapal sehingga mampu mendorong daya saing wilayah.
“Berbagai referensi (penguatan konektivitas), pelabuhan yang menentukan gate perekonomian sebuah wilayah. Dari beberapa jenis transportasi untuk pengiriman barang, pengiriman lewat cargo pelabuhan memang menjadi pilihan banyak orang. Cargo juga ber biaya pengiriman yang murah,” ungkap Prof. Marcus Tukan. (alb)