octa vaganza

Komunikasi Produk Saat Pasar Masih Lemah

Perkembangan dunia Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) memberi manfaat yang besar di masa wabah.Saat ini, kata Deasy Diansari, menjadi masa yang tidak ada kepastian dan media harus siap dalam segala hal.

SELAMA wabah, Deasy melakukan tiga strategi komunikasi. Yang pertama, media sebagai pembawa pesan yang baik dengan menyebarkan informasi yang kredibel dan kontekstual. Kedua, menjadi penghibur yang baik dengan menyediakan program hiburan dan pendidikan. Dan terakhir, sebagai pemicu sosial yang mendorong setiap orang untuk membantu orang lain.

Sebagai pembawa pesan, media harus memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, mengetahui perannya. Tidak semua komunikasi harus terkait dengan wabah virus corona dan bangun kampanye untuk membantu orang mengatasi situasi. Kedua, konteks yang lebih praktis. Buat konten untuk membantu orang mengatasi kebutuhan mereka. Tunjukkan bahwa media memahami publik. Ketiga, berita positif.

Media sebagai penghibur dapat melakukan dua strategi komunikasi. Pertama, temukan titik sakitnya. Kehidupan rumah akan menjadi menyakitkan, membosankan, kesepian, tidak produktif, tanpa olahraga, dan sebagainya. Maka, media dapat membuat aktivitas kampanye yang menjadi pelipur lara. Kedua, menciptakan kebiasaan baru. Contohnya, menginisiasi cara bersilaturahim bagi anak kos dan bagaimana olahraga yang bisa dilakukan selama di rumah saja.

Media sebagai pemicu sosial. Penting bagi media untuk memeriksa merknya apakah selama ini telah berperan dalam masyarakat. Untuk mengetahuinya, dapat melalui kampanye sosial yang dapat menjadi tolok ukur untuk memeriksa pengaruh media tersebut. Perlihatkan nilai media bukan hanya untuk masyarakat, melainkan juga untuk rekan kerja dan klien media lain.

Sejalan dengan itu, Irfan Prabowo, Senior Marketing Manager Lemonilo, memberikan tipsnya mengenai pemasaran digital selama wabah. Ia mengatakan, survei terhadap 400 pembeli dan merek media, 74% akan lebih buruk untuk iklan daripada krisis keuangan 2008.

Seperempat dari mereka telah menghentikan semua iklan untuk kuartal pertama dan kedua, sementara 46% lainnya telah menyesuaikan pengeluaran selama tahun ini. Menurut dia, sangat bahaya jika suatu brand lalu memutus komunikasinya dari pelanggan. Sebagai seorang marketing suatu brand, dapat dilakukan tiga strategi manajemen di masa sekarang.

Pertama, jadikan ini sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan pelanggan. Komunikasikan bahwa masa pengiriman barang hanya dapat dilakukan dua hari sekali misalnya. Tidak setiap hari seperti masa normal sebelum pandemi. Buat kehangatan dengan para pembeli, misalnya dengan berkomunikasi lewat WhatsApp. Kita juga dapat lakukan solusi lain agar tetap dikenal audiens dengan cara pemberian bebas ongkir.

Kedua, jaminan. Perkuat dalam pesan untuk menghilangkan keraguan atau ketakutan. Orang sekarang lebih ensecure karena virus corona. Maka, kita dapat membuat konten dengan memperagakan bagaimana prosedur membungkus atau mengirim barang pesanan sesuai dengan protokol dan aturan pemerintah. Himbauan ini dapat dipublish seperti memakai masker, menyemprotnya dengan disinfektan, memakai hand sanitizer, dan sebagainya.

Ketiga, aksi-bawa pengalaman ke platform kami. Termasuk strategi pre-order atau pengiriman gratis. Buat strategi komunikasi yang menarik audiens. Jangan sampai konsumen hanya memikirkan pembeliannya tanpa menerima value dari brand. Perusahaan hotel dan pariwisata lainnya, misanya, dapat membuat startegi marketing dengan menjelajah mimpi-mimpi setiap orang untuk berkunjung ke berbagai tempat yang menarik seusai pandemi ini. Pertimbangkan cara-cara merk anda dapat membantu. “Tujuan marketing itu ada dua, pertama mempresuasi orang agar tertarik dan beli produk. Kedua, menjaga brand value. Bagaimana kita mengomuniksikan misi-misi kepada orang agar ngerti value kita,” ujar Irfan Prabowo. ●(Nay)

Exit mobile version