KOLAKA TIMUR—Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara menargetkan menjadi lumbung sorgum. Para petani akan didorong untuk mengembangkan tanaman yang menjadi sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri.
Bupati Koltim, Tony Herbiansyah mengatakan, pengembangan sorgum mampu menjadi cikal bakal penggerak ekonomi wilayah. Pada 2020 ini Kolaka Timur menganggarkan pengembangan sorgum di lahan seluas 1.200 hektare.
“Tanaman sorgum merupakan tanaman multiguna yang memiliki kandungan nutrisi tinggi sehingga dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah krisis pangan dan energi,” ujar Tony, Minggu (10/5/20).
Kabupaten Koltim adalah salah satu wilayah administratif di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah penduduk 156.689 jiwa. Hampir 90% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Para petani mulai merasakan pentingnya pemanfaatan pangan alternatif selain beras dengan mulai mengembangkan tananaman sorgum. Luas potensi lahan pengembangan sorgum di Koltim mencapai 16.308 ha.
Sebagai langka awal pengembangannya, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan telah membina petani sorgum seluas 230 ha dan 1 (satu) gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai penangkar benih sorgum.
“Kami yakin, dari segi ekonomi, pengembangan sorgum ini mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda dan akan menekan laju urbanisasi tenaga kerja dari desa ke kota. Tentu kita kelola dengan pola pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah sektor pertanian,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Koltim, Lasky Paemba mengatakan awal mula sorgum ada di Kolaka Timur yakni karena ada staf yang dikirim mengikuti pelatihan di Bogor.
Staf tersebut membawa 30 biji benih sorgum dan dinas pertanian merespon dengan baik sebab sorgum adalah tanaman yang sabar tanpa harus di pupuk dan secara ekonomi memberikan keuntungan yang tinggi.
“Guna mewujudkan hal tersebut, maka pemerintah Koltim di tahun anggaran 2020 telah menganggarkan pengembangan sorgum seluas 1.200 hektare dan pembuatan DEMFARM seluas 20 hektare,” ujarnya.
Pembangunan DEMFARM tersebut dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Yakni kebun sorgum 10 ha, laboratorium mini, workshop, gudang/pabrik, dan fasilitas pendukung lainnya. Menurut Lasky, pembangunan fasilitas tersebut dengan harapan agar semuah hasil dari tanaman sorgum dapat diolah dan dikemas dari lokasi DEMFARM.
“Adapun hasil yang dimaksud adalah beras sorgum, tepung sorgum, Biomassa dan Bio Ethanol,” terang Lasky.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pamgan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengapresiai semangat Pemkab Koltim yang sejalan dengan tekad Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mengembangkan pangan alternatif.
“Pada 2020, Kementan telah meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif, salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum,” pungkas Suwandi.