octa vaganza

Koherensi Kerja Otak Kiri dan Otak Kanan

Selama ini, orang yang dianggap hanya berpikir dengan otak kiri secara dominan diasumsikan bahwa otak kanannya tidak bekerja secara optimal. Yang terjadi adalah, adaptasi dari otak kiri ke otak kanan tidak terlalu cepat. Dan kecepatan itu bisa distimulasi

SELAMA ini,  para manajer cenderung menggunakan pemikiran psikologi kolot. Pendapat tersebut menyatakan bahwa pengguna otak kanan lebih kreatif, sedangkan pengguna otak kiri adalah pemikir analitis dan rasional. Pada akhirnya, mereka membagi calon tenaga kerja pada dua kelompok besar. Dan dunia usaha secara antusias menelan ide tersebut bulat-bulat. Soalnya, pola pemikiran itu memberi penjelasan ‘ilmiah’ tentang alasan sebagian orang lebih bagus dalam menganalisa dan sebagian lainnya lebih baik dalam berkreasi.

Belakangan muncul rilis penelitian yang menisbikan pemikiran dikotomis terebut. Disimpulkan bahwa mengelompokkan orang—berdasarkan cara kerja otak—sebagai pengguna otak kanan atau otak kiri adalah tidak masuk akal. Terutama ketika mengidentifikasi kemampuan individu dalam berkarya. Pada tahun 1998, para peneliti Brenda Milner, Larry Squire, dan Eric Kandel menerbitkan hasil penelitian berjudul “Ilmu Syaraf Kognitif dan Studi Memori” dalam Neuron. Intinya, seluruh fungsi kognitif kompleks membutuhkan kedua otak untuk bekerja secara terintegrasi.

Jadi, setiap orang bisa menggunakan kedua sisi otak untuk memproses informasi. Ketika bagian kanan otak mengingat inti pengalaman atau gambaran umum, pada saat yang sama otak sebelah kiri mengingat hal detail. Fungsi-fungsi kognitif kompleks membutuhkan kedua bagian otak untuk bekerja secara terintegrasi, berpindah dari pemikiran yang berbeda. Kedua bagian otak mengombinasikan informasi baru dengan pengetahuan yang lama dan bahkan terlupa.

 Hasil studi tahun 2008 Robert Epstein, Ph.D, psikolog peneliti senior dari American Institute for Behavioral Research and Technology, menyampaikan bahwa, dengan mengembangkan empat area utama—merekam ide-ide baru, melibatkan tugas-tugas menantang, memperluas pengetahuan, dan berinteraksi dengan menstimulasi orang dan tempat—seseorang dapat menjadikan kemampuan otaknya berinovasi.

Sebanyak 74 pegawai kota di Orange County, California, berpartisipasi dalam pelatihan kreativitas yang mencakup pelatihan yang berfokus pada keempat kemampuan tersebut. Delapan bulan setelah pelatihan, para pegawai meningkatkan level generasi ide baru sebesar 55 persen, menghasilkan pendapatan lebih dari US$600 ribu, dan menyimpan sekitar US$3,5 juta karena penurunan biaya.

 Selama ini, orang yang dianggap hanya berpikir dengan otak kiri secara dominan diasumsikan bahwa otak kanannya tidak bekerja secara optimal. Yang terjadi adalah, adaptasi dari otak kiri ke otak kanan tidak terlalu cepat. Pada sisi lain, orang yang bisa memindahkan pikiran dari otak kiri ke otak kanan dengan cepat bisa terlihat kreatif. “Kecepatan perpindahan” tersebut bisa distimulasi.

 Berikut beberapa tips agar tim kerja di kantor anda bisa menggunakan dua sisi otak seperti disarikan Fast Company. Caranya dengan stimulasi intelektual untuk membuat pegawai lebih inovatif dan dan dapat menyelesaikan masalah.

 Merekam ide baru. Dorong setiap orang dalam tim anda untuk menaruh perhatian pada pengumpulan ide dan inspirasi segar dari segala hal. Entah itu ketika mereka keluar, ataupun sedang membaca koran dan majalah secara online. Buat hal tersebut menjadi mudah dengan memfasilitasi mereka berupa perangkat untuk melakukannya. Misalnya, software perekam yang tersedia pada iPhone, Mac, PC, ponsel pintar, Firefox. Dengan instrumen ang mudah dibawa ke mana-mana, anda berkesempatan untuk merekam ide-ide, di mana pun.

 Terlibat dalam tugas-tugas menantang. Berikan tim anda kesempatan untuk mencoba hal baru. Misalnya, sebuah pelatihan serius untuk menstimulasikan aktivitas belajar bahasa asing atau menguasai instrumen musikal (atau setidaknya belajar menggunakan waktu). Secara reguler sediakan kesempatan agar orang bisa bertanya dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sulit. Umpamanya, anda bisa membiarkan orang yang selama ini kuat di bidang analisis untuk membantu tim desain menghasilkan inovasi baru.

 Memperluas pengetahuan. Inovasi bisa datang dari mana saja. Mungkin dulu anda dipekerjakan di perusahaan karena kesesuaian latar belakang pendidikan dengan industri. Tapi, setelah masuk ke dunia kerja, program pendidikan lanjutan harus mencakup beragam tipe pembelajaran. Jangan batasi diri anda hanya kepada industri konvensional–kerja kursus spesifik. Sebagai contoh, para retailer tidak harus terpaku mempelajari marketing. Mereka bisa saja menemukan pelajaran penting dengan melihat cara perusahaan nonprofit menulis proyek dan memberi bantuan.

 Berinteraksi dengan menstimulasi orang dan tempat. Pastikan anda dan tim keluar dari meja mereka dan menikmati dunia. Anda boleh memberikan kesempatan pada para anggota staf untuk merancang toko di kafe internet lokal dapat menjadi laboratorium observasi dan pemikiran yang segar. Atau, perusahaan bisa mensponsori pertemuan dengan perusahaan di sekitar kawasan untuk bertukar pikiran. Bahkan, anda bisa menstimulasi orang dengan memberi kesempatan liburan, sehingga mereka bisa kembali ke kantor dengan pikiran segar dan ide menarik.●

Exit mobile version