hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

KKP: Budi Daya Ikan Harus Berbasis Perubahan Iklim

Budi daya Ikan dengan Sistem Biofolk-Foto: kementerian Kelautan dan Perikanan.

JAKARTA—-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyadari perubahan iklim global sangat mempengaruhi kebutuhan pangan global. Untuk itu budi daya ikan seharusnya berinovasi sesuai perubahan iklim.

Demikian dikatakan, Direktur Jenderal KKP Slamet Soebjakto di Jakarta, Kamis (18/10/2018). Menurut dia berdasarkan data dari FAO, serta prediksi akuatur (budi daya) ke depan, maka diperlukan inovasi teknologi berkelanjutan yang berasis mitigasi perubahan iklim.

“Dengan demikian produktivitas tetap normal. Tetapi di sisi lain efek dari perubahan iklim dapat dikendalikan dengan baik,” kata Slamet.

Lanjut dia berbagai teknologi akuakultur yang mulai berkembang tersebut antara lain penerapan integrated multitrophic aquaculture (IMTA), serta pengembangan teknologi bioflok yang memungkinkan peningkatan produktivitas tinggi, ramah lingkunganan efisien dalam penggunaan lahan dan sumberdaya air.

“Begitu juga dengan  pengembangan minapadi, pengembangan recirculating aquaculture system (RAS) atau sistem tertutup yang mampu menggenjot produktivitas hingga 100 kali lipat, efisien dalam penggunaan air dan lahan,” ujar dia seperti dirilis Antara.

Sementara teknologi ultrafine bubble oxygen yang mampu meningkatkan produktivitas, serta mendorong pengembangan budi daya ikan lokal seperti papuyu, belida, tawes, semah, gabus, ikan batak, dan jenis lokal lainnya.

Poin lainnya adalah asuransi pembudi daya ikan sebagai bagian dari langkah adaftif dari sisi ekonomi, pengembangan teknologi akuakultur yang adaptif dan berbasis mitigasi, serta penentuan zonasi yang tepat sebagai langkah adaptasi yang penting dalam mengantisipasi perubahan iklim.

pasang iklan di sini
octa investama berjangka