Peluang, Jakarta – Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ) mengaku, di tahun 2022 membukukan pendapatan sebesar Rp36.649.291.812, dibandingkan pendapatan di tahun 2021 dengan pendapatan sebesar Rp34.826.955.160.
“Ada kenaikan sebesar 5,23%. Faktor penyebabnya, antara lain ada pertumbuhan unit usaha diluar Unit Usaha Produktif (USP) dan penambahan USP disamping USP mulai bangkit,” kata Ketua KKGJ Tahya dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2022 yang digelar Virtual di Jakarta, Jumat (24/3/2023) kemarin.
Disisi lainnya, adanya beban usaha pada tahun 2022 sebesar Rp33.144.455.913, bila dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp31.575.471.250, jadi kenaikan beban usaha sekitar 5%.
“Kenaikan ini disebabkan oleh biaya antar dan bongkar muat, biaya Baham Bakar Minyak (BBM), biaya perbaikan sarana prasarana unit usaha, perpanjangan perizinan unit usaha yang sudah habis masa berlakunya,” papar Tahya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pada tahun 2022 karena masih ada unit usaha yang perlu direstrukturisasi (perbaikan) ssbagai syarat perpanjangan kontrak dengan Patra Niaga (PT Pertamina), maka KKGJ memanfaatkan dan mengoptimalkan bantuan kredit lunak dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir-Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) berupa biaya investasi dan biaya modal.
“Jadi biaya investasi itu, kami pergunakan untuk restrukturisasi mesin dan sarana dan prasarana pada unit usaha SPBE PT Power Plus Nusantara. Sedangkan biaya modal kerja, kami pergunakan untuk memperkuat permodalan pada Agen Gas PT Gas Mitra Energi (GME) yang berdomisili di Tambun,” jelas Tahya.
Sedangkan biaya kepegawaian (yang merupakan bagian dari beban usaha) pada tahun 2022 sebesar Rp7.248.992.797, dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp7.399.846.561.
“Inipun mengalami penurunan sebesar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa pengurus sudah melakukan usaha efisiensi,” tukasnya. (alb)