Oemar Bakri, Oemar Bakri pegawai negeri
Oemar Bakri 40 tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati.
Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri dokter. Insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
LAGU Iwan Fals bertajuk “Guru Oemar Bakri” diciptakan pada awal 1980-an mengungkapkan mirisnya kehidupan para guru di Indonesia setidaknya hingga masa itu. Hadi, 57 tahun dengan suara yang tegar membenarkan isi lagu itu. Guru SDN 10 Johar Baru itu mengabdi jadi guru persis ketika lagu itu keluar.
Kehidupannya sebagai guru terbantu ketika ia menjadi anggota Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ). “Berkat koperasi ini saya bisa menyekolahkan empat anak hingga ke bangku kuliah. Saya juga bisa berwisata dengan sesama guru ke Manado. Saya juga kagum KKGJ ternyata sudah mempunyai dua buah pom bensin, bukan hanya sekadar koperasi yang mengandalkan unit simpan pinjam,” sebut Ketua Komisariat Johar Baru ini kepada Peluang, pertengahan November lalu di sela acara Rapat Anggota Khusus tentang Rancangan Program Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja KKGJ Tahun Buku 2019.
Hadi hadir sebagai salah satu perwakilan kecamatan di Lingkungan Jakarta Pusat. RAPBK 2018 dihadiri oleh perwakilan dari kecamatan-kecamatan dalam lingkungan KKGJ, hingga hasil aspirasi sekitar 17 ribu anggota bisa tersampaikan. Pra RAPBK tingkat kecamatan dilaksanakan pada 29 Oktober hingga 5 November.
Dalam RAPBK Ketua Umum KKGJ Dakso menyatakan, mengingat tingkat kesejahteraan anggota sudah cukup sejahtera maka KKGJ mengarahkan anggotanya untuk tidak hanya simpan pinjam tapi lebih dari itu mengajak anggota untuk berinvestasi dalam bentuk perumahan.
Sementara itu Ketua Pusat Koperasi Pegawai Negeri DKI Jakarta Hasanuddin menyambut baik adanya RAPBK ini. Di mata dia KKGJ termasuk koperasi yang terbesar. Pengurus yang sekarang membuktikan mampu mengemban amanah 17 ribu anggotanya.
“Tidak banyak koperasi yang maju di lingkungan Pemda DKI Jakarta sejak masa Ali Sadikin.
Ketua Umum KKGJ Dakso menuturkan, perkembangan KKGJ saat ini tidak terlepas dari kesolidan lembaga yang sudah berdiri sejak 1984, baik SDM maupun sistemnya. Kuatnya kelembagaan ini tidak hanya di tingkat pusat, tetapi juga melalui kaderisasi sejak di tingkat grass root di kecamatan.
“Kaderisasi salah satu kunci kesolidan kami. Kader yang matang di tingkat sebuah kecamatan akan disandingkan dengan kecamatan lain. Untuk mencari figur terbaik sebagai pengurus tingkat pusat” terang Dakso.
Menurut Dakso, hal ini yang dia pahami sebagai milenial. Ditambahkannya, Milenial bukan hanya teknologi. Milenial adalah mereka yang merespon perkembangan zaman, yang imbasnya memang teknologi juga. Dia punya peran di lingkungannya.
“Saya dan delapan orang lainnya dulu di lini pada kepengurusan periode sebelumnya atau tidak dalam posisi sentral, posisi komplementer. Ring satu punya kewajiban mengkader kami di ring dua. Jadi kami matang sebagai penerus, mengenal lembaga secara kultural. Ini sudah dilakukan sejak lama,” ujar Dakso.
Anggota yang punya ponsel cerdas jangan hanya untuk chating, menyimpan gambar dan melihat gambar tetapi juga dimanfaatkan untuk kemudahan dalam transaksi di KKGJ. “Ini salah satu yang akan kami lakukan setahun mendatang. Jadi kami juga menginginkan anggota memahami teknologi, sehingga milenial bukan hanya dari segi usia tapi sikap responsip, terhadap kemajuan iptek” tutur Dakso. (Irvan)