
PeluangNews, Tangerang – Di balik kiprah besar Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), berdiri sosok sederhana yang kisah hidupnya layak menjadi cermin keteguhan dan ketulusan: Agus Suherman. Kini menjabat sebagai Direktur Kepatuhan dan Risiko Kopsyah BMI, perjalanan Agus bukan sekadar cerita karier panjang, tetapi juga bukti bahwa kerja dengan hati akan membawa keberkahan.
Agus memulai langkah pertamanya pada Desember 2003, tak lama setelah lulus SMA. Saat itu, Kopsyah BMI masih bernama Lembaga Pembiayaan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (LPP-UMKM), lembaga bentukan BAPPEDA Kabupaten Tangerang bersama LSI-IPB yang baru berdiri pada 2002 dan beroperasi pada Maret 2003. Dua nama besar menjadi penggerak awalnya: Kamaruddin Batubara (Kambara) yang kini menjabat sebagai Presiden Direktur Koperasi BMI Group, dan Radius Usman, Wakil Presiden Direktur saat ini.
Informasi tentang lembaga itu datang dari sepupunya, Misjaya—kini anggota Satuan Pengendali Internal (SPI) Kopsyah BMI. Rasa ingin tahu membawa Agus mencari tahu lebih dalam, bahkan ketika temannya, Sondari (kini Direktur Operasional Kopsyah BMI), sempat enggan bercerita karena malu dengan gaji kecil dan stigma negatif terhadap lembaga mikro yang dianggap “bank harian”.
Namun niat tulus tak bisa dibendung. Agus datang langsung ke kantor LPP-UMKM dan magang sebulan penuh tanpa digaji. Saat itu pegawainya hanya enam orang, dan harapan sempat pupus ketika namanya belum juga tercatat sebagai karyawan tetap. Di tengah kekecewaan mencari kerja, Agus sempat ditipu saat mencoba menyuap agar diterima di tempat lain. Ia pun kembali membantu ibunya di sawah, hingga takdir mempertemukannya dengan Kambara di jalan dekat ladang.
“Pak Komar ketemu saya dekat sawah, habis rembug pusat. Beliau tanya, ‘Sudah kerja belum? Mau kerja sama kami?’,” kenang Agus.
Keesokan harinya ia diminta datang ke kantor dan kembali bekerja tanpa gaji. “Awalnya saya pikir, masa iya kerja gak digaji? Tapi saya sudah melamar ke puluhan tempat, bahkan pernah ketipu. Jadi saya terima saja, hitung-hitung belajar sabar,” ujarnya.
Motor pertamanya untuk bekerja adalah motor sewaan Rp15.000 per hari milik tetangga. Kemeja kerja pun hasil pinjaman pamannya. Sarapan nasi uduk sering kali menjadi bekal hingga makan siang. Di bulan kelima, bibinya yang menjadi TKW membantu mencicilkan motor atas nama pamannya. “Bulan pertama gak digaji, tapi Pak Komar ngasih Rp50 ribu. Itu besar buat saya, karena UMR waktu itu sekitar Rp600 ribu,” katanya sambil tersenyum.
Sejak kecil, Agus sudah terbiasa mandiri. Ia membiayai sekolah dari hasil beternak kambing, sementara ayahnya tukang becak dan ibunya buruh sawah. Kesederhanaan itu justru menempanya menjadi pribadi yang tangguh.
Satu pesan dari Kamaruddin Batubara pada 2004 selalu ia pegang teguh:
“Kalian kerja yang benar, yang jujur. Insya Allah tempat kerja kalian ini bisa jadi tempat untuk hidup.”
Agus termasuk tiga karyawan pertama yang masih bertahan hingga kini. Tahun 2005, ia sempat gagal menjadi manajer cabang, namun kegagalan itu tak membuatnya berhenti. “Kalau mau jadi pimpinan, level kita harus dinaikkan dulu,” ucapnya. Dua tahun kemudian, berkat bimbingan Sondari, Agus dipercaya menjadi Manajer Cabang.
Selama bertahun-tahun, ia tinggal di kantor tanpa hari libur—bukan karena diwajibkan, melainkan karena kantor sudah menjadi rumah kedua. Ia mengenang bagaimana keluarga Wahid (kini Manajer Direktorat Keuangan) membantu membersihkan kantor tanpa pamrih, sebuah solidaritas yang menjadi ruh Kopsyah BMI sejak awal berdiri.
Dua dekade berlalu, dan Agus kini menjadi bagian penting dari Koperasi Syariah terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 240 ribu anggota dan seribu karyawan. Dari pemuda desa yang dulu bekerja tanpa gaji, kini ia duduk di jajaran direksi dengan segudang pengalaman dan kebijaksanaan.
“Bekerjalah sepenuh hati dengan tulus ikhlas. Hormati atasan, teman sejawat, dan bawahan. Jadilah orang baik, karena orang baik itu selalu diliputi keberuntungan,” pesan Agus menutup kisahnya, sembari menahan haru mengingat perjalanan panjang bersama Koperasi BMI. (RO)
Baca Juga:Sukses Kembangkan Perusahaan, CEO SGR: Dengan Ketulusan dan Keteguhan Hati






