hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kinerja Saham Menguat, Dana Terhimpun Capai Rp 190,9 Triliun

Jakarta (Peluang) : Kinerja pasar saham mampu menguat 7,09 persen year to date (ytd) ke level 7.048,38.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan, OJK mencatat terdapat 99 rencana Penawaran Umum dengan nilai sebesar Rp83,32 triliun dengan rencana Penawaran Umum oleh emiten baru sebanyak 61 perusahaan.

Pencatatan tersebut  menandakan minat untuk penghimpunan dana di pasar modal masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp190,9 triliun. 

“Hingga 25 Oktober 2022, OJK mencatat dana terhimpun di pasar modal capai Rp 190,9 triliun dengan tambahan 48 emiten baru,” kata Mahendra.

OJK mencatat kinerja pasar saham mampu menguat 7,09 persen (ytd) ke level 7.048,38 per 25 Oktober 2022 dan termasuk salah satu bursa saham dengan kinerja terbaik di kawasan.

Hal ini ditunjang dengan net buy nonresiden di pasar saham senilai Rp 77,22 triliun secara year to date di tengah volatilitas pasar keuangan global. 

Kendati demikian, menurut Mahendra, perlu dicermati tekanan terhadap pasar keuangan global juga sudah mulai berdampak pada pasar saham domestik. 

Tercatat penguatan terbatas pasar saham domestik yang hanya sebesar 0,10 persen (mtd) yang juga diikuti oleh penurunan nilai dan frekuensi transaksi. 

Lebih lanjut, ia menyebut stabilitas sistem keuangan dan kinerja sektor jasa keuangan relatif terjaga. Dengan intermediasi lembaga jasa keuangan yang tumbuh sejalan dengan kinerja perekonomian nasional.

Ini tercermin dalam perkembangannya, kredit perbankan pada kuartal III 2022 tumbuh 11 persen secara tahunan (year on year/yoy) per September 2022. 

“Terutama didorong oleh jenis kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 12,26 persen (yoy) dan pertumbuhan kredit debitur korporasi sebesar 12,97 persen (yoy),” ujar Mahendra.

Selanjutnya dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,77 persen (yoy) didorong giro dan tabungan yang tumbuh masing-masing sebesar 13,52 persen (yoy) dan 10,05 persen (yoy). 

Tercatat pula kinerja intermediasi perbankan, penyaluran pembiayaan melanjutkan tren positif tumbuh 10,68 persen (yoy) per September 2022. 

“Capaian itu didukung pembiayaan terutama modal kerja dan investasi yang tumbuh masing-masing sebesar 27,1 persen (yoy) dan 21,7 persen (yoy),” jelas Mahendra 

Adapun NPL (Non Perfoming Loan) gross perbankan per September 2022 tercatat turun menjadi sebesar 2,78 persen. Sementara rasio NPF (Non Perfoming Financing) perusahaan pembiayaan turun ke posisi 2,58 persen.

Sedangkan likuiditas perbankan memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) berada di level 121,62 persen.  Dan Alat Likuid/DPK sebesar  27,35 persen pada September 2022. 

pasang iklan di sini