
PeluangNews, Jakarta – Pabrikan keramik PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk melaporkan mulai memasuki fase pemulihan pada 2025. Emiten dengan kode saham IKAI itu optimistis akan dapat menggenjot kinerja pada 2026 setelah berhasil melakukan recovery.
Produsen keramik dengan merek Essenza itu melakukan major maintenance di sektor manufaktur dan langkah-langkah efisiensi serta optimalisasi lainnya yang menekan biaya, energi, dan perawatan. Pemulihan juga ditopang oleh upaya-upaya perbaikan di sektor hotel. Tingginya tingkat permintaan pasar di kedua sektor ini diklaim telah berhasil membantu keberhasilan fase pemulihan Perusahaan.
Direktur Utama PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk Desra Ghazfan mengatakan pencapaian ini mencerminkan keberhasilan upaya peningkatan efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi di segmen manufaktur dan realisasi dari strategi perseroan untuk memperkuat profitabilitas melalui otomatisasi, standardisasi proses, serta predictive–preventive maintenance.
“Untuk 2026, IKAI menegaskan akan fokus pada empat strategi pertumbuhan, yaitu People and Skill Upgrade, Business Process Modernization, Market Acquisition Program, dan Per-segment Ops Target,” ujarnya melalui keterangan pers yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (15/12).
Pada sektor manufaktur, pabrikan keramik itu masih mengandalkan merek Essenza untuk menggenjot pasar. Pertumbuhan secara vertikal dilakukan dengan menambah kapasitas produksi, secara horisontal dengan inovasi menciptakan produk baru, memasuki segmen pasar Super Luxurious, dan melakukan strategic alliance dengan Industry Leader keramik dunia.
Sedangkan pada sektor Hotel, strategi pertumbuhan dilakukan melalui peningkatan kualitas pendapatan dan menciptakan sumber pendapatan baru. Perseroan juga melaksanakan optimalisasi strategi komersial dalam portofolio hotelnya dan akan berfokus pada pendekatan “profitability over volume.”
Komisaris Independen PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk Bernardus Djonoputro optimistis bahwa pencapaian kinerja pada kuartal IV 2025 akan menjadi baseline untuk kinerja pada 2026, khususnya dalam pencapaian positive book dan pemulihan profitabilitas.
“Pada akhir tahun 2025, IKAI mencatat sejumlah indikator positif yang merupakan fondasi kuat menuju 2026. Adanya respon positif terhadap upaya Perseroan di fase pemulihan, EBITDA bertumbuh positif sebesar 16,83% berdasarkan perbandingan Q-on-Q data 2025.
Emiten tersebut mencatat pertumbuhan pendapatan yang signifikan di Q4 2025 yang meningkat 71% secara YoY dan Gross Profit FY 2025 mencapai Rp71,87 miliar.
Bernardus mengatakan perusahaan itu akan terus mengandalkan brand Essenza yang saat ini menjadi adalah leader di segmen Luxurious dan adalah Top 3 Brand di industri keramik. Kajian ini sejalan strategi bisnis Perseroan yang menempatkan Essenza sebagai pilar utama.
Sejalan dengan berakhirnya major maintenance cycle, produksi di segmen manufaktur keramik menunjukkan pemulihan kuat di kuartal IV 2025, dimana Produksi meningkat signifikan sebesar 74%, sedangkan Profit Margin meningkat +196% dibanding pada kuartal 1 2025.
Komisaris Utama PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk Willam Eduard Daniel mengakui adanya beban fundamental masa lalu yang berpotensi memengaruhi kecepatan realisasi strategi bisnis Perseroan, termasuk didalamnya liabilitas masa lalu yang sangat signifikan, Non Performing Loan (“NPL”), permasalahan hukum, fundamental keuangan, dan Going Concern. Meski begitu, dia mengkonfirmasi bahwa salah satu liabilities, yaitu utang bank PT Internusa Keramik Alamasri ke Bank Mandiri telah diselesaikan.
Terkait dengan Going Concern, dia menegaskan bahwa manajemen baru emiten tersebut berkomitmen untuk mengubah kondisi Perseroan yang merugi menjadi Perseroan yang mencetak keuntungan berkelanjutan.







