checkup-dokter keuangan
checkup-dokter keuangan
octa vaganza

Kiat Memunculkan Ide-ide Kreatif

Setidaknya ada tujuh cara olah pikir yang bisa dilakukan untuk merangsang lahirnya ide-ide kreatif. Antara lain dengan membuat sebuah masalah jadi serumit mungkin.

           

LANGKAH awalnya adalah tahap ideasi dalam design thinking. Inilah saat anggota tim memunculkan ide-ide kreatif yang mungkin merupakan solusi atas permasalahan yang ada. Prosesnya dimulai dengan merumuskan HMW Question – pertanyaan “How Might We” (“Kira-kira bagaimana kita bisa …”). Pertanyaan ini mengondisikan dan memicu lebih banyak ide-ide kreatif. Untuk mudahnya, ini adalah pertanyaan yang menjembatani antara tahap Define (menetapkan) dan tahap Develop (mengembangkan).

Setelah HMW Question dirumuskan, barulah dilakukan sesi ideasi. Ada banyak cara untuk melakukan sesi ideasi ini. Berikut beberapa cara yang memungkinkan.

BRAINSTORMING. Ini yang paling klasik dan sudah banyak dibahas, sudah cukup luas pula menjadi pengetahuan umum, tanpa perlu membahasnya lagi.

BRAINDUMPING. Braindump ini mirip dengan brainstorming. Bedanya, brainstorming dilakukan bersama-sama dalam satu waktu oleh anggota tim; sedangkan braindump dilakukan sendiran. Setiap anggota tim menuliskan idenya di post it atau di kertas flip chart, kemudian masing-masing peserta mempresentasikan produk olah pikirnya kepada grup.

REVERSE BRAINSTORMING. Brainstorming terbalik. Jika brainstorming bertujuan mencari solusi, maka reverse brainstorming bertujuan mencari masalah. Biasanya, kita lebih kreatif saat kita diminta mencari masalah atau membuat sebuah masalah: dari yang sederhana lalu dijadikan lebih kompleks, kan?

Proses reverse brainstorming dapat dibagi menjadi empat tahap.

Problem–mendefinisikan masalah yang ingin dipecahkan (di sini POV ditetapkan); Reverse–anggota tim membalik cara berpikirnya. Mereka diminta berpikir bagaimana cara membuat masalah semakin buruk; Collect–anggota tim mengumpulkan ide-ide yang dapat membuat masalah tersebut semakin buruk; Reverse–ide-ide yang dihasilkan dibalik dan diubah menjadi solusi (atas) masalah; Evaluate–anggota tim mengevaluasi berbagai ide solusi dan memilih mana solusi yang paling mampu memecahkan masalah utamanya.

SKETCHSTORMING. Sketchstorming adalah proses menghasilkan ide dengan cara membuat sketsa. Proses ini memungkinkan kita untuk memvisualisasikan ide-ide yang abstrak menjadi lebih kongkrit. Ridwan Kamil (kini Gubernur Jawa Barat) sering melakukannya.

GAMESTORMING. Proses mengumpulkan ide dengan menjadikannya sebagai sebuah permainan. Gagasannya adalah menciptakan gamifikasi pada proses pemecahan masalah. Dengan begitu, peserta jadi lebih bergairah dalam keterlibatannya. Secara struktur, gamestorming terdiri dari tiga tahap:

Divergensi–menetapkan masalah dan mencari ide-ide yang memungkinkan untuk memecahkannya; Emergensi–mengeksplorasi tiap-tiap ide, mencampurkan dan mensitesiskannya; Konvergensi–menyimpulkan ide mana yang akan ditindaklanjuti. Tantangannya adalah bagaimana membuat tiga tahap ini menjadi permainan yang problematik.

CROWDSTORMING. Memanfaatkan kerumunan untuk menghasilkan ide-ide baru. Misalnya dengan melemparkan isu/masalah/tantangan di media sosial. Atau melakukan survei konsumen. Atau membuat focus group discussion (FGD).

BODYSTORMING. Adalah teknik memunculkan ide dengan cara mengalami secara fisik situasi yang menjadi masalah. Misalnya, untuk menemukan solusi akibat mengetik di laptop terlalu lama; kita bisa melakukan simulasi. Duduklah di depan laptop dan menulis. Lakukan eksperimen posisi-yang diduga penyebabkan sakit leher. Lalu tuliskan berbagai ide yang muncul saat kita melakukan simulasi.

Di antara ketujuh alternatif di atas, tinggal pilih mana cara yang cocok. Atau anda mungkin akan mengombinasikan cara-cara di atas dan menemukan cara khas anda?●(Nay)