hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Ketika Singkong Mengantarkan UMKM ke Pasar Global

Produk Ritellaqu.
Produk Ritellaqu.

PeluangNews, Jakarta-Singkong, yang selama ini dikenal sebagai pangan lokal sederhana, ternyata menyimpan potensi ekonomi besar ketika diolah dengan ilmu dan seni gastronomi. Melalui pendekatan ini, bahan pangan lokal seperti singkong dapat bertransformasi menjadi produk bernilai tinggi dan berdaya saing global.

Hal itu dibuktikan oleh Andi Harmawati Thalia, pemilik PT Rique Haryana Sentosa asal Salatiga, Jawa Tengah. Produk olahan singkong buatannya, RitellaQu, kini naik kelas menjadi camilan sehat premium yang telah menembus pasar ekspor ke Jepang, Australia, Jerman, dan Malaysia.

“Setelah mengikuti pelatihan gastronomi, saya jadi paham bahwa yang kami lakukan selama ini ternyata sudah sejalan dengan konsep gastronomi. Aspek-aspek itu dimulai dari riset tanah, pemilihan jenis singkong, pengolahan, hingga penyajian produknya,” ujar Andi saat ditemui usai Seminar Gastronomi Kementerian Perdagangan di ajang Pangan Nusa Expo 2025, Kamis (16/10) di ICE BSD City, Tangerang.

Andi menjelaskan, RitellaQu dibangun bukan sekadar memproduksi camilan, tetapi membangun ekosistem gastronomi dari hulu ke hilir. Ia menanam sendiri singkong di lahan khusus agar kualitasnya terjaga. “Kami memilih lahan yang tepat, menentukan bibit unggul, dan memastikan proses panen sesuai standar. Semua dijalankan dengan SOP ketat mulai dari pengupasan, pemotongan, penggorengan, pembumbuan, hingga pengemasan,” katanya.

Produk RitellaQu fokus pada keripik singkong dengan bumbu rempah khas Nusantara. Varian rasanya terinspirasi dari berbagai daerah, seperti pedas gongso Jawa Tengah, ayam taliwang dari NTB, rendang Sumatra Barat, seblak daun jeruk Bandung, dan ayam betutu khas Bali. “Kami ingin menampilkan rempah khas dari berbagai daerah Indonesia. Semua tanpa bumbu instan, tanpa penyedap rasa, tanpa pengawet, dan tanpa pewarna,” tambah Andi.

Inovasinya kini berbuah manis. RitellaQu diminati banyak buyer luar negeri, termasuk dari Kazakhstan dan Kanada. “Buyer bilang produk kami enak, tidak bikin serak, dan kemasannya menarik. Responsnya sangat positif,” ujarnya.

Andi mengungkapkan bahwa keterlibatannya dengan Kementerian Perdagangan berawal dari pelatihan yang diadakan Dinas Koperasi dan UKM Salatiga. “Dari situ saya mulai ikut pelatihan, pameran, dan business matching yang diadakan Kemendag,” jelasnya.

Ia berharap pemerintah terus mendukung UMKM seperti dirinya dalam sertifikasi dan perizinan ekspor. “Sekarang kami sedang proses SNI dan berharap bisa difasilitasi untuk sertifikasi HACCP agar produk kami makin kuat di pasar ekspor,” pungkasnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan, menegaskan pentingnya gastronomi dalam mendorong ekspor produk lokal. “Gastronomi membuka jalan baru. Dari kuliner, kita bisa melihat peluang ekspor, mengenal produk rempah unggulan, dan mempromosikan daerah sebagai destinasi wisata sekaligus sentra perdagangan,” jelasnya.

pasang iklan di sini