
PeluangNews, Jakarta-Tujuh tahun lalu, Ravi Febrian duduk di sebuah ruangan kecil di rumahnya di Garut. Di depannya, sebuah mesin rajut manual tua berdiri dalam diam, memberi dua pilihan: menjadi awal perjalanan atau akhir dari mimpi yang tak pernah benar-benar ia mulai. Sementara teman-temannya sibuk menata masa depan lewat bangku kuliah, Ravi memilih jalur yang berbeda.
“Saya hanya ingin membawa rajut kembali hidup, tapi dalam ruang yang lebih modern,” kenangnya. Keputusan itu datang tanpa modal besar, tanpa jaringan bisnis, bahkan tanpa kepastian apa pun—kecuali keyakinan bahwa tradisi rajut tidak boleh hilang ditelan industri fashion yang serba cepat dan mekanis.
Dari ruang kecil itulah Ideku Rajut lahir. Ravi bekerja sendirian, meraba-raba arah, menjual produk rajutnya secara offline, lalu harus menutup tokonya ketika pandemi tiba. Titik balik baru muncul pada tahun 2020 ketika ia menemukan platform e-commerce yang memberinya harapan untuk bangkit.
“Menjadi brand owner sudah jadi mimpi sejak kecil. Bertahun-tahun bekerja dan belajar di industri rajut membuat saya yakin bahwa berjualan online melalui e-commerce adalah langkah yang tepat,” ujarnya. Dan ia terbukti benar. Setahun berselang, pada 2021, Ideku Rajut resmi menjadi bagian dari mall resmi di platform tersebut.
“Ini bukan hanya tentang berkembang,” katanya, “tetapi tentang waktu dan komitmen dalam memberikan produk berkualitas.”
Perjalanan Ideku Rajut di ruang digital bukan sekadar kisah adaptasi, tetapi juga refleksi tentang ketekunan. “Benang itu soal kesabaran. Ia akan menunggu sampai kita tahu ingin jadi apa,” ungkap Ravi. Bagi dirinya, setiap simpul adalah karya yang mengandung ketelatenan dan perasaan manusia. Namun dunia rajut tak lagi semudah dulu. Tren berubah tiap musim, jumlah pengrajin terus berkurang, mesin manual semakin langka, dan modal harus dikumpulkan perlahan.
Perjalanan tersebut membuahkan hasil ketika produk-produk Ideku Rajut—ciput rajut, cardigan wanita, kaos kaki, leging, topi kupluk, hingga manset—mulai mencuri perhatian pasar. Konsistensi kualitas dan keberanian memanfaatkan ruang digital menjadi kuncinya.
E-commerce kemudian menjadi sekolah sekaligus panggung bagi Ravi, dari belajar strategi promosi, mengelola stok, hingga membangun kedekatan dengan pelanggan. Ravi memanfaatkan fitur periklanan, konten video, program afiliasi, serta berbagai kampanye tanggal kembar sebagai ruang untuk menyampaikan cerita di balik setiap produk.
Kini Ideku Rajut mampu menjual lebih dari 10.000 produk per bulan. Pada salah satu kampanye tengah tahun, penjualannya bahkan melonjak hingga lima kali lipat dibanding hari biasa.
Dalam proses produksinya, Ravi memilih bahan dari pengrajin benang dan kain di Bandung, lalu mengolahnya di Garut. Warga sekitar dilibatkanseperti, ibu rumah tangga, pemuda, hingga para ayah yang menjadi tulang punggung keluarga. Semua produk Ideku Rajut menggunakan knitting technology fabric dan telah bersertifikasi OEKO-TEX, memastikan keamanan dan ramah lingkungan. Meski kualitas terjamin, tidak ada satu pun produk yang dijual di atas seratus ribu rupiah. Kemasan elegan berupa pouch sablon mika menjadi sentuhan akhir yang membuat setiap produk terasa istimewa.
Menjelang akhir 2025, Ravi tengah bersiap menghadapi kampanye 12.12 di sebuah platform e-commerce. “Harapannya, penjualan bisa melampaui tahun lalu,” ujarnya sambil menyiapkan tim baru untuk meningkatkan kapasitas produksi. Satu SKU saja bisa laku seribu pesanan dalam waktu singkat.
Namun kesuksesan itu tak datang tanpa harga. Ada malam-malam panjang di depan mesin rajut, ada masa ketika bahan sulit didapat, ada momen ketika target tak tercapai. Pernah juga mesin rusak di tengah produksi besar-besaran. “Kadang kecewa pada diri sendiri,” kata Ravi, “tapi setiap kali ingin menyerah, saya teringat ada belasan keluarga yang sekarang hidup dari usaha ini.” Komentar positif pelanggan di e-commerce dan media sosial menjadi energi tersendiri yang memperkuat keyakinannya.
Untuk menjaga kualitas, Ravi membagikan tips perawatan rajut antara lain, cuci lembut menggunakan tangan, gunakan air bersuhu ruangan, jemur di tempat teduh, hindari pemutih, dan simpan terlipat rapi agar bentuknya tidak melar.
Kini, di usianya yang baru 25 tahun, Ravi menjadi simbol bahwa produk lokal mampu bersaing tanpa kehilangan jati diri. Melalui Ideku Rajut dan pemanfaatan platform e-commerce, ia bukan sekadar membangun bisnis—tetapi juga merajut kehidupan bagi dirinya, keluarganya, dan banyak orang di sekitarnya.







