
Peluangnews, San Francisco – Pemerintah Indonesia menyambut rencana pembentukan Persetujuan Mineral Kritis (Critical Mineral Agreement/CMA) dengan Amerika Serikat (AS). Melalui persetujuan tersebut, Indonesia berharap dapat menjadi pemasok baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bagi AS untuk jangka panjang.
Baca juga : Percepat Transisi Energi, Pemerintah Dukung Kolaborasi Antar Negara ASEAN
“AS dapat berperan dengan cara mentransfer ilmu mengenai pengelolaan lingkungan dan mencarikan investor,” ungkap Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam keterangannya, Sabtu (18/11/2023).
Terkait mineral kritis, Wamenlu Jose menyampaikan, AS telah membentuk Mineral Security Partnership (MSP) dengan 13 negara dan Uni Eropa. Hingga saat ini, MSP sudah mendukung empat proyek di seluruh dunia.
MSP bertujuan untuk mempercepat pengembangan rantai pasokan mineral energi penting yang beragam dan berkelanjutan melalui kerja sama dengan pemerintah dan industri. Hal ini untuk memfasilitasi dukungan finansial dan diplomatik yang ditargetkan untuk proyek-proyek strategis di sepanjang rantai nilai.
Melalui peningkatan status kerja sama dari Strategic Partnership ke Comprehensive Strategic Partnership (CSP), Mendag menekankan, Indonesia menyambut baik upaya penguatan kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat (AS).
Ia mengungkapkan, AS menyambut baik rencana aksesi Indonesia ke dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
“Hal pertama yang diangkat dalam pertemuan adalah Indonesia dan AS yang sepakat memperkuat pondasi kerja sama ekonomi kedua negara menjadi Comprehensive Strategic Partnership. Selain itu, AS menyambut baik rencana Indonesia untuk menjadi anggota tetap OECD. AS pun menawarkan kepada Indonesia, bantuan apa yang dibutuhkan untuk mendukung hal tersebut,” ujar Mendag Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas.
Pertemuan bilateral tersebut berlangsung di sela-sela rangkaian Pertemuan Tingkat Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia – Pacific Economic Cooperation Ministerial Meeting/AMM), 14 – 15 November 2023.
Turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan yaitu Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag RI Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara K. Hasibuan.
Selain itu, Mendag menyampaikan, Indonesia mendukung Perundingan Indo – Pacific Economic Framework (IPEF) yang ditargetkan selesai secara substansial pada 16 November 2023. “Saya optimistis Perundingan IPEF dapat meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan Indo Pasifik,” pungkas Zulhas.
Mendag berharap, AS dapat memasukkan mineral kritis ke dalam IPEF. Selain itu, AS dapat mengklasifikasikan IPEF sebagai salah satu prasyarat, selain dengan Free Trade Agreement (FTA), untuk mengakses kredit pajak (tax credit) dari Inflation Reduction Act (IRA).
Hal penting lain yang dibahas adalah dukungan AS untuk memperkuat rantai pasok semikonduktor dan pengembangan semikonduktor di Indonesia. Indonesia juga meminta dukungan AS dalam transisi energi berkelanjutan.
Pada Januari – September 2023, total perdagangan Indonesia dengan AS mencapai USD 25,94 miliar. Ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar USD 17,42 miliar dan impor Indonesia dari AS USD 8,52 miliar. Indonesia surplus terhadap AS.
Baca juga : Tingkatkan Iklim Investasi Dalam Negeri, Pemerintah Pangkas Hambatan Perdagangan
Sementara itu, pada 2022 total perdagangan Indonesia dengan AS adalah USD 39,79 miliar. Ekspor Indonesia USD 28,18 miliar dan impor Indonesia USD 11,61 miliar. Indonesia surplus USD 16,56 miliar terhadap AS.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke AS pada 2022 adalah minyak sawit, alas kaki, ban, dan krustasea. Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari AS adalah kedelai, residu pati, susu dan krim, kapas, dan tepung. (alb)