hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Kerja Sama SPRIN–POGI Dorong Kesehatan Perempuan

Penandatanganan Memorandum of Understanding antara Perhimpunan Obstetrik dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan sejumlah mitra strategis di Jakarta (26/11)

 

PeluangNews, Jakarta – Upaya menekan risiko kesehatan perempuan kembali diperkuat melalui penandatanganan Memorandum of Understanding antara Perhimpunan Obstetrik dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan sejumlah mitra strategis di Jakarta (26/11). Penandatanganan ini menjadi bagian dari peluncuran program Selamatkan Perempuan Indonesia (SPRIN), sebuah inisiatif nasional yang dirancang untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan perempuan yang masih terjadi di Indonesia.

Program SPRIN hadir sebagai respon atas empat persoalan utama yang hingga kini belum terselesaikan: tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), mutu layanan yang belum merata, kesenjangan akses antardaerah, serta rendahnya literasi kesehatan perempuan. Indonesia tercatat menempati posisi ketiga dengan AKI tertinggi di kawasan ASEAN, yaitu 189 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Kondisi tersebut menjadi penanda bahwa isu keselamatan persalinan, kanker serviks, dan kesehatan reproduksi masih menjadi ancaman serius bagi perempuan.

Situasi ini juga menjadi perhatian pemerintah. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029, target penurunan AKI diproyeksikan mencapai 77 per 100.000 kelahiran hidup. POGI menyatakan dukungan penuh terhadap target tersebut melalui implementasi SPRIN. Komitmen ini kembali disampaikan dalam konferensi pers yang turut dihadiri Wakil Menteri Kesehatan II dr. Benjamin Paulus Octavianus dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Menteri Dra. Hj. Arifatul Choiri Fauzi M.Si.

Ketua Umum POGI, Prof. Budi Wiweko.

Ketua Umum POGI, Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH, FRANZCOG (Hons) menegaskan urgensi penguatan layanan kesehatan perempuan. Ia menyampaikan, “Indonesia kini berada dalam fase krusial. Meskipun berbagai kemajuan telah dicapai, beban kesehatan perempuan tetap mengkhawatirkan. Setiap hari rata-rata 22 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas, setara dengan 1 ibu yang tidak kembali ke keluarganya setiap jam. Pada saat yang sama, kanker serviks masih menjadi pembunuh senyap dengan lebih dari 20.000 kematian setiap tahun, atau setara dengan 1 perempuan meninggal setiap 25 menit. Padahal, mayoritas kasus dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan skrining rutin, namun keduanya masih belum banyak dilakukan sehingga lebih dari 70 persen kasus baru ditemukan pada stadium lanjut.”

Ia menambahkan bahwa SPRIN merupakan gerakan nasional lintas sektor untuk memperkuat pendidikan, layanan, dan pelindungan kesehatan perempuan. Dengan lebih dari 5.600 dokter SpOG dan 36 cabang provinsi, POGI mempertegas komitmennya sebagai garda terdepan penjaga kesehatan perempuan. “POGI bukan hanya organisasi profesi, tetapi sebuah gerakan yang menjaga martabat perempuan Indonesia. Setiap langkah kami didedikasikan untuk memastikan setiap perempuan, di mana pun ia tinggal, mendapatkan layanan yang aman, bermartabat, dan berbasis ilmu,” tegas Prof. Iko.

SPRIN dirancang sebagai pendekatan komprehensif. Pada sektor edukasi publik, program ini melibatkan kampanye kreatif, aktivasi komunitas, hingga kegiatan tematik seperti SPRIN Run, SPRIN Padel Championship, SPRIN Kartini Short Movie, dan SPRIN@Work untuk menjangkau berbagai kelompok masyarakat termasuk remaja, pekerja, serta komunitas lokal.

Di bidang layanan kesehatan, SPRIN memperkenalkan SPRIN POGI Certified, sebuah program sertifikasi mutu layanan berbasis bukti yang diharapkan menciptakan standar pelayanan yang konsisten di seluruh fasilitas kesehatan. “SPRIN POGI Certified adalah tonggak penting untuk memastikan bahwa standar pelayanan kesehatan perempuan tidak lagi bergantung pada lokasi dan keberuntungan. Setiap perempuan berhak mendapatkan layanan yang respectful, aman, dan konsisten,” tambah Prof. Iko.

Peluncuran program hari ini sekaligus menandai penandatanganan Nota Kesepahaman jangka panjang antara POGI dan berbagai pemangku kepentingan. Kolaborasi ini melibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kementerian terkait, BUMN/BUMD, IDI, IBI, FISIP UI, Pegadaian, CSR Dexa, LeMinerale, Merck, Darya Varia, Biofarma, Delft, dan Kalbe Nutritionals. Sejumlah wilayah akan dijadikan provinsi percontohan sebelum penerapan dilakukan secara nasional.

POGI juga bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memperkuat penyampaian pesan kesehatan melalui jalur lintas agama. Inisiatif ini meliputi penyusunan materi mimbar, pembekalan pemuka agama, serta penyebaran konten edukatif hingga jaringan komunitas lokal. Kerja bersama ini juga mencakup pembentukan pojok konseling SPRIN dan produksi konten ilmiah yang mudah dipahami masyarakat.

Prof. Iko menjelaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan kolaboratif tersebut akan bermuara pada penyelenggaraan SPRIN Summit 2026, sebuah forum tahunan untuk mengevaluasi capaian, merayakan kemajuan, dan menetapkan komitmen baru bagi lintas sektor dalam memperkuat kesehatan perempuan. Forum ini akan mempertemukan pembuat kebijakan, tenaga kesehatan, filantropi, dan pelaku swasta guna memperkuat kerja bersama menuju masa depan yang lebih inklusif dan sehat.

Melalui SPRIN, POGI berharap tercipta ekosistem kesehatan yang mampu memastikan setiap perempuan Indonesia hidup sehat, bermartabat, dan berdaya. “Visi besar POGI untuk masa depan, POGI bergerak dengan dua pilar kekuatan: engagement yang merangkul dan melindungi setiap anggota, serta empowerment yang memberdayakan semua stakeholders dan organisasi dari pusat hingga cabang. Bersama, kita wujudkan ekosistem kesehatan reproduksi yang modern, adil, dan berbasis bukti untuk mewujudkan visi Indonesia Reproduksi Sehat. Karena, when we educate a woman, we educate a nation,” tutupnya.

 

 

 

pasang iklan di sini