hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kerja Sama Internasional Jadi Salah Satu Strategi Wujudkan Indonesia Emas 2045

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, kerja sama internasional jadi salah satu strategi wujudkan Indonesia Emas 2045/Dok. Peluang News-Hawa

Peluang News, Jakarta – Sebagai upaya untuk mendukung tercapainya Visi Indonesia Emas pada 2045 mendatang, pemerintah telah mencanangkan berbagai strategi transformasi ekonomi dengan menetapkan sejumlah arah pembangunan.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, berbagai strategi itu mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi, dan produktivitas, ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi domestik dan global, hingga urban and inclusive economy.

Selain itu, kerja sama internasional juga menjadi salah satu strategi kebijakan yang ditempuh pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

“Sebagai mitra global, Indonesia secara aktif telah berperan dalam menentukan arah ekonomi global melalui keterlibatan dalam sejumlah fora internasional. Bahkan, saat ini Indonesia sendiri juga menjadi negara Asia Tenggara pertama dan ketiga di Asia yang mencapai status Open for Accession Discussion untuk menjadi anggota penuh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD),” ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Minggu (10/3/2024).

“Jadi, melalui kerja sama di berbagai fora internasional, Indonesia juga memberikan arah pada kondisi global yg kondusif terutama untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan standar global seperti di OECD, tentunya kita berharap agar dapat multiplier effect dalam bentuk kepercayaan internasional terhadap iklim investasi di Indonesia,” sambungnya.

Menurut Airlangga, keikutsertaan Indonesia sebagai negara anggota OECD tersebut dapat mampu memberikan implikasi yang masif bagi Indonesia.

Bahkan, menurut kajian yang dilakukan pemerintah, dampaknya mampu meningkatkan PDB Indonesia hingga 0,94%, serta meningkatkan investasi negara OECD ke Indonesia hingga 0.37%, ditopang oleh tingginya permintaan ekspor dari anggota OECD yang mendorong arus investasi domestik.

Ia menjelaskan, selain kerja sama di berbagai fora internasional, Indonesia juga turut andil dalam menciptakan stabilitas kawasan, khususnya di Indo-Pasifik.

“Stabilitas dan keamanan kawasan tersebut memiliki peran yang penting bagi logistik dan ketersediaan komoditas negara di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan, untuk itu Indonesia juga telah turut berperan dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF),” jelasnya.

Tak hanya itu, lanjut Airlangga, sejumlah upaya-upaya lain dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif juga dilakukan pemerintah dengan mengintensifkan industrialisasi pada beberapa sektor.

Adapun beberapa sektor tersebut di antaranya yaitu hilirisasi sumber daya alam hingga digital, pembangunan industri petrokimian dengan target sebesar 30 juta ton untuk olefin dan 5,6 juta ton untuk aromatik pada 2035, penguatan industri otomotif, pengembangan rantai pasok semikonduktor, hingga perbaikan ekosistem logistik untuk menekan biaya logistik hingga 8% pada 2045.

pasang iklan di sini