octa vaganza

Kereta Api Merugi Rp315 Miliar, Kok Bisa?

PADA periode Januari-Maret 2021, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI merugi Rp303,4 miliar. Realisasi tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, yang justru untung Rp281,9 miliar.

Tiga bulan pertama tahun ini, KAI mencatatkan penurunan pendapatan signifikan, dari Rp5,3 triliun pada Q-I 2020 menjadi Rp3,4 triliun. Pendapatan angkutan sebagai sumber utama turun. Pendapatan angkutan penumpang merosot tajam dari Rp1,9 triliun menjadi hanya Rp440 miliar. Pendapatan angkutan barang pun senasib, merosot dari Rp1,74 triliun menjadi Rp1,54 triliun.

KAI mampu memangkas beban beban pokok pendapatan, dari Rp4,1 triliun pada kuartal I-2020, menjadi Rp3 triliun. Namun, hal tersebut tidak mampu menahan anjloknya laba bruto KAI dari Rp1,15 triliun menjadi Rp363 miliar. Akibatnya, laba usaha perseroan turun dari untung Rp514 miliar menjadi rugi Rp210 miliar.

Kambing hitam yang paling mudah dimunculkan oleh pihak mana pun tentu saja efek pandemi dan pemberlakuan kebijakan PSBB di berbagai wilayah di Pulau Jawa. Mobilitas orang dan barang tertekan secara signifikan karena imbauan WFH, work from home. Jangan lupa, ditunjuknya Komisaris (oleh Menteri BUMN) dengan latar belakang keilmuan/pengalaman yang sama sekali gak relevan itu niscaya turut memperburuk situasi.●

 

Visca Novelina

Pamulang, Banten

Exit mobile version