JAKARTA—-Jauh di pedalaman Kalimantan Putusibau, Kapus Hulu, tepatnya di Jalan Pasar Inpres berdiri Rumah Kreatif lumbung Kerajinan Kerawing Gallery, milik seorang perempuan Dayak Kayan, Franciska Mening. Kerawing diambil dari nama seorang puteri bungsunya yang berarti bintang
Kerawing Galley menawarkan aneka macam suvenir aksesoris kepada para turis, mulai dari syal, kain tenun, gelang, kalung anting-anting berbahan rota dan batang pakis yang disebut resam di daerahnya, manik-manik hingga tas anyaman. Menurut Ciska, panggilannya usaha ini didirikannya kecintaannya kepada seni dan budaya daerahnya.
Pada waktu itu dia ingin mendorong para perempuan di Rumah Betang (rumah adat setempat yang panjangnya 30-150 meter dan mempunyai 17-21 pintu ) yang membuat gelang-gelang, bukan hanya sekadar mengisi waktu senggang, tetapi bisa bernilai ekonomis. Banyak warga yang tidak tahu mengolah rotan dan bambu menjadi ekonomis.
Ciska mengaku, mendirikan usaha ini dengan modal dengkul pada 2012, sebelum akhirnya mendapatkan pinjaman Rp50 juta dari Bank Mandiri untuk mengembangkan usahanya, memproduksi aneka macam manik-manik, tenunan hingga anyaman.
“Setiap datang tamu ke tempat kami, disambut dengan tari-tarian dan kemudian dikalungkan dengan sal, suvenir khas Kapuas Hulu,” tutur Siska kepada Peluang, Selasa (30/10/2018) di Jakarta, di sela-sela ajang Smesco Award 2018. Berkat ketekunannya, Ciska meraih penghargaan bidang Kreasi Kriya dalam ajang itu.
Ciri khas suvenir produk Kerawing Gallery adalah motif yang disebut Krekawit, Waa’ Pakok, seperti lengkungan pakis hijau yang menggambarkan interaksi masyarakat Dayak Kayan dengan alam sekitarnya.
Produknya dibandrol beragam mulai dari Rp25 ribu hingga jutaan rupiah. Omzet tertinggi yang pernah diraih Kerawing Gallery ialah di Pameran HUT Kabupaten Landak ke 19 pada 11 Oktober 2018 lalu, sekitar Rp40 juta.
“Segmen utama produk saya menyasar ke turis bule,” ucap perempuan kelahiran 1972 ini lagi.
Suasana Rumah Kreatif Lumbung kerajinan Kerawing Gallery-Foto: Dokumentasi Pribadi.Ciska juga pernah berjualan di Sarawak, Malaysia selama satu bulan (tempat tinggalnya dekat dengan perbatasan). Para pembeli di sana menyukai suvenir Dayak berwarna kuning dan hitam. Untuk itu dia mengumpulkan aneka gelang, kalung, pakaian, syal, dan tenun dari perajin lokal.
Saat ini Ciska juga membina wanita yang ada di Rumah Tahanan Putussibau di bawah pimpinan Kepala Rutan Mulyoko(Irvan Sjafari).