BELITUNG—-Pantai Belitung bukan saja menawarkan panoramanya keindahannya,. Tanah Laskar Pelangi ini juga menawarkan kekayaan laut, di antaranya kerang. Bukan saja bisa dimanfaatkan menjadi makanan laut, tetapi tubuh kerang sendiri bisa menjadi kerajinan.
Agus Subekti, 45 tahun warga Tanjung Pandan melihat limbah kerang dari rumah makan Seafood bisa menjadi kerajinan. Kerang yang dia kumpulkan dibuat kreasi menjadi gantungan kunci, piring, vas bunga dan sebagainya.
“Harganya bervariasi tergantung kerumitannya. Gantungan kunci berkisar Rp7 ribu hingga Rp15 ribu. Piring dibandroll dengan harga Rp30 ribu hingga Rp200 ribu,” ujar pria kelahiran 1973 ini ketika dihubungi Peluang, Kamis (18/10/2018).
Agus memulai usaha ini tiga tahun yang lalu. Dia mengaku harus berjuang keras untuk menjalankan usaha ini, karena dukungan Dinas Koperasi dan UMKM setempat baru sebatas menampung saja. Namun karyanya kap lampu dari kerang diapresiasi dan dibeli Wakil Bupati Belitung seharga Rp450 ribu.
“Penghasilan dari kerajinan ini bergantung pesanan. Rata-rata saya mendapat Rp2-3 juta per bulan. Untungnya wisatawan asing yang datang sudah ada yang tertarik. Saya mendapat info, produk kerajinan kerang buatan saya sudah ada di Jerman,” tutur ayah dari satu anak ini.
Salah satu produk kerjainan kerang-Foto: Dokumentas pribadi.Agus berharap bahwa Pemerintah membantu perajin kerang sepertinya untuk akses pasar dan permodalan. “Kami perlu cash flow agar bisa membuat produk,” kata dia, seraya mengatakan kerja serabutan untuk menutup kebutuhan rumah tangga.
Selain Agus, Marsidi dan isterinya Sri Hartati juga menjadi perajin kerang berawal dari jalan-jalan di Pantai Belitung, Kerang yang terbuang dibawa pulang dan kemudian dibuat bros, tasbih dan kotak tisu. Warga Desa sijuk, Kecamatan Sijuk, Belitung ini membuatnya dengan cara manual.
Usaha yang dimulainya dari 2003 ini masih bertahan hingga sekarang. Hanya saja Marsidi dan isterinya lebih beruntung bisa hidup dari kerajinan saja.
“Dari modal awal Rp 200.000 hingga sekarang omzetnya bisa lebih dari Rp 10 juta per bulan,” jelas Hartati seperti dilansir Pos Belitung.
Produknya kemudian berkembang menjadi bros, tempat pensil, pajangan, hiasan dinding, karakter hewan, vas bunga, dan sebagainya. (Irvan Sjafari).