Kendalikan Populasi Sampah Plastik Melalui Koperasi, KemenKopUKM Kolaborasi Bersama WWF Indonesia

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM), Arif Rahman Hakim/Dok. Humas KemenKopUKM

Peluang news, Bogor – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi bersama dengan organisasi lingkungan World Wide Fund For Nature (WWF) Indonesia untuk mengendalikan populasi sampah plastik melalui wadah koperasi di tanah air.

“Hal Ini menjadi langkah konkret melalui kesepakatan kerja sama antara KemenKopUKM dengan WWF Indonesia, selain untuk mengakselerasi pembinaan usaha kecil serta koperasi dengan penguatan kelembagaan, juga menjadi ikhtiar bersama dalam mengendalikan populasi sampah plastik yang terus bertambah,” ujar Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM), Arif Rahman Hakim melalui keterangannya, Jumat (1/12/2023).

Dalam membuka Forum Diskusi Terpumpun Layanan Pengelolaan Aspirasi, di Bogor, Arif mengatakan, Koperasi dan Bank Sampah memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks pengelolaan sampah plastik dan pembangunan berkelanjutan.

“Di mana koperasi dapat terlibat dalam pendirian dan pengelolaan bank sampah, sekaligus menjadi motor penggerak dalam pendirian bank sampah di tingkat komunitas,” kata Arif.

“Anggota koperasi dapat bersama-sama menciptakan bank sampah sebagai langkah untuk meningkatkan pengelolaan sampah, sekaligus menciptakan sumber daya tambahan untuk anggota koperasi,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kelembagaan berbasis koperasi berperan penting untuk mengurangi populasi sampah plastik yang semakin meningkat setiap tahunnya.

“Pemerintah terus mencari berbagai solusi, dan salah satu cara yang banyak diterapkan saat ini adalah membuat sebuah tempat pengolahan sampah berskala kecil hingga besar yang disebut Bank Sampah,” jelas Arif.

Kemudian dalam konteks keberlanjutan produk plastik, Arif menyebutkan bahwa konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan melalui beberapa cara, mulai dari cara daur ulang, upcycling plastik sebagai campuran aspal, dan mengubah plastik bernilai ekonomi rendah menjadi bahan bakar atau energi.

Arif menyampaikan, berdasarkan data dari Kementerian PPN/Bappenas, pendekatan ekonomi sirkular sejauh ini telah memberikan dampak berarti bagi ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berpotensi menumbuhkan PDB senilai Rp593 triliun sampai Rp638 triliun pada 2030.

“Dari jumlah ini sektor lingkungan dapat mengurangi volume sampah hingga 18,53 persen pada 2030 dan menyerap tenaga kerja 4,4 juta orang,” ucapnya.

Oleh karena itu, Arif mengapresiasi WWF Indonesia karena telah berkomitmen dalam memperhatikan pengelolaan sampah dan daur ulang hingga tingkat komunitas, khususnya pada praktik pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Exit mobile version