hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kenaikan Tarif  SMU Ancam  Keberlangsungan Pedagang Durian Bogor   

Suasana Lapak Wawin di Bogor-Foto: Dokumentasi Pribadi.

BOGOR-–Sejak Juni 2018 Erwin Hadi memutuskan terjun ke bisnis durian dengan modal awal Rp200 juta.  Keputusannya meninggalkan pekerjaan kantoran karena meyakini prospek bisnis durian sangat cerah, karena penggemar durian di Bogor sangat tinggi.

“Saya punya empat lapak di Bogor, dalam satu minggu menerima durian monthong 1,8 ton atau 1800 kilogram.  Jumlah itu sama dengan 600 butir.  Hanya dalam waktu lima hari sudah terjual 85 hingga 90 persen,” ujar pemilik  lapak bertajuk Wawin ini kepada Peluang, Jumat (11/1/2019).

Menurut Erwin di lapaknya, durian monthong dibandroll Rp80 hingga Rp95 ribu per kilogram. Satu butir durian monthong rata-rata beratnya tiga kilogram. Setiap minggu terjual 1.200 kilogram.

Selain Durian Monthong, Erwin mendatangkan durian Lokal dari daerah Sidikalang Sumatera Utara. Sekali masuk ke lapaknya menggunakan kontainer Thermoking (pendingin) dengan muatan 2.900 butir  Dalam tiga Hari durian Sidikalang ini habis terjual, dengan Barang Sisa (BS) sekitar 15 persen karena pecah terlalu matang.

Kemudian durian lokal Bengkulu. 3 hari sekali dengan kiriman 900 butir kelas AB.  Durian Bengkulu  dijual satu kilogram Rp50 ribu dengan berat rata-rata per butir 1,8  hingga 2,2 kilogram.

“Alhamdullilah dalam satu periode mendapatkan hasil lumayan. Puncaknya pada malam tahun baru. Omzet tertinggi penjual durian,  yaitu malam tahun baru berkisar antara Rp 70-100 juta,” ungkap Erwin.

Kendala

Saat ini   para pedagang durian di Kota Bogor  menghadapi kendala.  Pengiriman Duren Monthong asal Sulawesi dan Bali harus menggunakan Kargo Udara. Para pedagang sangat tergantung  pada tarif Surat Muatan Udara (SMU).

Tarif pada Januari hingga Oktober  2018 (Januari-Oktober) sebesar 7000 rupiah/ Kg, membuat pedagang masih bisamenjual  ke konsumen Rp70 sd 80 ribu/Kg.  Namun  pada Oktober 2018  tarif SMU mulai naik sampai  Rp10.300 per kilogram.

“Lalu Desember naik lagi sampai Rp13.000/Kg dan akhir Desember awal naik lagi sampai Rp16.000/Kg dan pada  7 Januari meroket hingga Rp18.900/Kg. Mau jual harga berapa?” ujar  Erwin.

Hingga saat ini menurut Erwin pihak berwenang mulai dari maskapai dan Kemenhub belum menanggapi keluhan para pedagang.

“Kami berharap pemerintah dalam hal ini Kemenhub menurunkan Tarif Kargo Udara dengan harga terjangkau bisa mensejahterakan pedagang duren dan petani di daerah daerah,” tutur dia.

Harapan pada Pemerintah

Menurut Erwin, para pedagang dan petani durian berharap Kementan, memberikan pupuk dengan harga terjangkau, membimbing petani durian monthong atau lokal menjadi petani profesional yang menghasikanl buah berkualitas terbaik.

Pemerintahseharusnya  melakukan riset  durian-durian terbaik di setiap daerah di Indonesia dan bisa menemukan varitas terunggul yang tahan  hama

Erwin juga mempertanyakan kepada Kementerian Perdagangan, mengapa Thailand bisa membuat buah Monthong menjadi komoditas ekspor dan kebanggan petani durian di sana.

Malaysia punya varitas Musangking bisa memasarkan buah durian musangking hingga di luar Malaysia.

“Sedangkan Indonesia, yang banyak varitas unggulannya, pemerintah cuma sekedar penonton saja,” pungkas dia  (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini