hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kenaikan Harga Internasional Buat Harga Pupuk Nonsubsidi Melonjak

JAKARTA—Sejak November 2021 berdasarkan catatan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia harga pupuk non subsidi naik dari Rp4.500 per kilogram menjadi Rp6.000 per kilogram.   Hal ini menurut Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santoso merupakan hal yang wajar mengingat terjadi kenaikan harga internasional. 

Kenaikan itu sudah terjadi  sejak Mei lalu dan terus bertahan hingga akhir tahun yang disebabkan  banyak faktor, selain kenaikan harga internasional juga didorong .

“Harga pupuk internasional melonjak drastis, dari Mei 2021 sampai hari ini, itu kenaikan sudah tiga kali lipat untuk urea,” kata Andreas pada Minggu (2/1/22).

Seluruh pupuk yang berbasis urea seperti diamonium fosfat atau DAP yang naik 2,6 kali lipat. Begitu juga dengan amonium sulfat atau ZA.

Andreas menyampaikan kenaikan harga urea tak lepas dari meningkatnya harga gas yang naik sembilan kali lipat menjadi sekitar USD25 per MMBTU dari yang sebelumnya sekitar USD3 per MMBTU. 

Meski begitu, Andreas menilai kenaikan harga pupuk nonsubsidi dalam negeri tidak setinggi harga internasional. 

Dia menjelaskan kenaikan bahan baku urea yakni gas luar biasa tinggi sehingga mendongkrak harga pupuk.

“Harapan kita dalam beberapa bulan harga gas alam akan turun, dan kalau harga gas alam turun barangkali pupuk terutama yang berbasis nitorgen akan turun,” ungkap Andreas. 

Sejatinya bagi para produsen pupuk, saat ini menjadi momen yang tepat untuk melakukan ekspor. Sebab, harga urea sudah sekitar 1.000 dolar AS per ton.

Produsen pupuk dalam negeri telah berusaha menetapkan harga yang terjangkau demi memenuhi kebutuhan pupuk para petani. Oleh karena itu, ia pun menyebut produsen pupuk tidak bisa menurunkan harga, khususnya nonsubsidi lantaran mengacu kepada harga internasional. 

“Yang paling memungkinkan ditingkatkan anggaran untuk pupuk subsidinya. Kalau saya usul uang dari pemerintah diberikan langsung ke petani, direct payment saja, jadi mereka bisa membeli pupuk nonsubsidi sehingga perusahaan pupuk juga tidak terlalu merugi,” ucap Andreas. 

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) Achmad Tossin Sutawikara mengatakan harga pupuk nonsubsidi murni mengikuti harga internasional. 

pasang iklan di sini