hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

Kenaikan Harga BBM Menggerek Inflasi  

Jakarta (Peluang) : Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas bensin mengalami inflasi 5,75 persen  memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi.   

Kepala Badan Statistik Pusat (BPS), Margo Yuwono menyampaikan, harga komoditas yang diatur pemerintah terus mengalami inflasi, seperti bensin, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang terus mengalami inflasi hingga Agustus 2022.

Utamanya kata dia, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berdampak pada harga-harga komoditas lainnya sehingga dapat menggerek inflasi.

“Perlu perhatian bagaimana perkembangan pada komoditas harga yang diatur pemerintah, utamanya harga bensin,” kata Margo dalam konferensi pers secara virtual, pada Kamias (1/9/2022).

Ia menjelaskan, BPS mencatat komoditas bensi mengalami inflasi 5,75 persen dan memberikan andil 0,20 persen terhadap inflasi umum. “Bensin, inflasi disebabkan karena kenaikan harga non subsidi BBM Pertamax pada 1 April 2022 lalu,” ujarnya.

Hal ini menurutnya, menjadi penting untuk perhatian pemerintah karena komoditas ini memberikan multiplier dalam ekonomi yang cukup besar. “Kalau BBM naik akan menyebabkan harga-harga di beberapa sektor lain meningkat dan berdampak ke inflansi,” tambahnya.  

Kendati demikian, Margo mengatakan, BPS tidak dapat melihat langsung dampak kenaikan BBM Pertalite terhadap kenaikan harga-harga bahan pokok. “Tapi rencana kenaikan Pertalite dapat berpengaruh pada ekspestasi inflasi. Ini akan dipelajari lebih lanjut,” ujarnya.

Selain bensin, tambahnya, dua komoditas lain yang tarifnya diatur pemerintah juga mengalami inflasi. Tarif listrik mengalami inflasi sebesar 1,05 persen dan menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen pada bulan Agustus 2022. Kemudian bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi hingga 15,72 persen dan menyumbang inflasi 0,28 persen.

pasang iklan di sini