JAKARTA—-Hanya sembilan persen dari seluruh pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) di Indonesia yang melakukan pemasaran dan penjualan secara daring (online).
Demikian diungkapkan Pelaksana Tugas Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Slamet Santoso.
Data Kementerian Koperasi dan UKM per November tahun lalu, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 59,2 juta.
“Informasi yang kami terima ada 36 persen yang masih offline, 37 persen sudah memiliki situs web, 18 persen sudah di level menengah dan hanya 9 persenyang sudah di platform,” ujar dia di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Slamet mengatakan prihatin, pasalnya Kominfo memiliki program gerakan nasional delapan juta UMKM go online. Maka dari itu Kominfo menggandeng beberapa platform seperti dengan Gojek, Grab, Bukalapak, Blibli, Blanja dan lainnya, untuk mewujudkan target tersebut.
Adapun beberapa strategi yang telah Kominfo dan platform siapkan. Pertama adalah bagaimana mereka mendorong UMKM untuk berjualan di platform, kemudian diberikan pelatihan agar pedagang mahir berjualan.
Sementara itu, Chief Commercial Expansion Gojek, Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, melalui program Gojek Wirausaha perusahaan akan mewujudkan program pemerintah. Sistem pelatihan untuk UMKM bukan hanya sekali dilaksanakan, namun memiliki beberapa level.
Para pelaku UKM sendiri mengakui penjualan secara daring memang membantu. Yeti Hernawati, soerang pelaku UKM di Cianjur menyebutkan memang adanya online mendorong penjualan, hanya saja masih kalah dibandingkan melalui reseller.
“Reseller yang aktif melakukan promosi dan menawarkan langsung melalui konsumen. Omzet penjualan lebih besar dari reseller,” ujar Yeti kepada Peluang, Kamis (21/2/2019).
Reseller umumnya melakukan penjualan dengan menggunakan media sosial. Keberadaan internet memang tidak bisa dipungkiri, tetapi aktif berpromosi melalui daring dan membutuhkan pihak ketiga lebih dibutuhkan (van).