
PeluangNews, Jakarta-Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pembangunan infrastruktur sanitasi di DKI Jakarta melalui proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1 yang berlokasi di Pluit, Jakarta Utara.
Proyek Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) skala perkotaan ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam menghadirkan layanan sanitasi aman dan berkelanjutan bagi masyarakat, sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs) di sektor air dan sanitasi.
Selain itu, proyek ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap Asta Cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan kemandirian bangsa di sektor ekonomi hijau. Melalui pembangunan SPALD-T, Kementerian Pekerjaan Umum menghadirkan solusi pengelolaan limbah modern yang ramah lingkungan.
“Pembangunan sistem air limbah terpusat bukan hanya membangun pipa dan instalasi, tetapi menghadirkan peradaban baru. Infrastruktur sanitasi modern akan menjamin lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan layak huni bagi masyarakat,” kata Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo.
Proyek JSDP Zona 1 terdiri atas empat paket pekerjaan utama yang menjadi bagian penting dari sistem pengelolaan air limbah terpadu di wilayah DKI Jakarta. Paket I Construction of WWTP mencakup pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas mencapai 240.000 meter kubik per hari di atas lahan seluas 3,9 hektare. Fasilitas ini berfungsi sebagai pusat pengolahan air limbah domestik sebelum dikembalikan secara aman ke lingkungan.
Paket II Construction of Sewers in Area 1-1 mencakup pembangunan jaringan perpipaan air limbah sepanjang 14,3 kilometer. Sementara Paket III Construction of Sewers in Area 1-2 menambah jaringan perpipaan sepanjang 24,9 kilometer untuk memperluas cakupan layanan. Adapun Paket IV Construction of Sewers in Pilot Area difokuskan pada pembangunan jaringan pipa jacking dan PVC di wilayah percontohan Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, sebagai model penerapan teknologi perpipaan modern di kawasan padat penduduk.
Proyek ini menggunakan teknologi A2O + Membrane Bioreactor (MBR) yang ramah lingkungan, serta metode konstruksi Pipe Jacking dan Pneumatic Caisson, teknik mutakhir asal Jepang yang memungkinkan pembangunan jaringan perpipaan bawah tanah tanpa mengganggu aktivitas di permukaan kota. Indonesia menjadi negara kedua di Asia setelah Jepang yang menerapkan teknologi ini.
Hingga Oktober 2025, progres kumulatif pembangunan JSDP Zona 1 telah mencapai sekitar 42 persen. Infrastruktur ini ditargetkan mampu melayani hingga 989.389 jiwa atau sekitar 220.000 sambungan rumah (SR) yang tersebar di tiga kota administrasi, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat, mencakup delapan kecamatan. Pembangunan ini didukung melalui pembiayaan pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan nilai total mencapai Rp6,37 triliun.
Direktur Jenderal Cipta Karya Dewi Chomistriana mengatakan, dengan tersedianya sistem air limbah yang modern, masyarakat Jakarta dapat menikmati lingkungan yang lebih bersih dan aman, sementara pemerintah daerah memperoleh sistem pengelolaan sanitasi yang efisien dan terintegrasi dengan jaringan rumah tangga.
“Melalui proyek ini, kami memastikan setiap rumah tangga di Jakarta terlindungi dari risiko kesehatan akibat pencemaran air, sekaligus menjadikan kota ini lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan,” ujar Dewi.
Selain meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan perairan kota, proyek JSDP juga berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon, pengendalian pencemaran air tanah, serta memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim.
Melalui Jakarta Sewerage Development Project Zona 1, Kementerian Pekerjaan Umum menegaskan komitmennya untuk menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya mempercepat pembangunan kota, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.






