hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Daerah  

Kementerian BUMN dan Pemprov DKI Jakarta Sepakat Revitalisasi Kota Tua dengan “Joint Venture”

JAKARTA—Kementerian BUMN bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepakat untuk merevitalisasi kembali kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa melalui pembentukan Joint Venture Kota Tua-Sunda Kelapa. 

Joint venture itu terdiri dari PT Jakarta Tourisindo (Jakarta Experience Board), PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

Dalam mewujudkan tranformasi kawasan Kota Tua – Sunda Kelapa, diadakan sebuah Head of Agreement (HoA) antara Jakarta Experience Board/PT Jakarta Tourisindo (JXB), Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) di Halaman Museum Fatahillah, Teman Sari, Jakarta Barat, Rabu (28/4/21).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan JV itu diarahkan untuk membangun pasar turis lokal atau domestik di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional.

Fokus pada pembangunan turis lokal itu, menurut Erick, berdasar pada data tren turis domestik yang berada pada kisaran 78 persen secara nasional.  Saat ini BUMN terus membangun destinasi untuk turis lokal seperti di Lampung, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat

“Sudah saatnya kita membangun destinasi turis lokal, kita tidak boleh hanya berfokus pada turis internasional,” kata Erick di kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Rabu (28/4/21). 

Sementara Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan transformasi kawasan Kota Tua – Sunda Kelapa ini sudah pernah dicanangkan sejak masa Gubernur Ali Sadikin, namun kali ini dilaksanakan dengan cara baru.

Cara baru tersebut adalah Kolaboratif, Masif dan Terstruktur. Kolaboratif adalah melibatkan banyak pihak, pusat, daerah, swasta, UKM, dan pakar. Cara ini  masif karena  yang dikelola bukan sejumlah bangunan saja, tetapi kawasan seluas 240 hektar dari Sunda Kelapa, hingga Kota Tua. JV yang diberi banyak fleksibilitas dan otoritas untuk mengelola.

“Transformasi tersebut memanfaatkan unsur nostalgia dikombinasikan dengan mewujudkan peluang ekonomi, sekaligus memberi kesempatan bagi generasi mendatang untuk belajar. Sehingga pengembangan Kota Tua tetap mengangkat masa lalu, namun berorientasi masa mendatang,” papar Anies.

Menurut Anies Kota Tua nantinya bukan destinasi wisata semata, tetapi juga sebagai ekosistem ekonomi yang dinamis yang menarik orang untuk berkarya. Ada kehidupan di Kota Tua, dan kehidupan itulah yang menarik wisatawan untuk datang.

“Kita tidak ingin desain kota tua nanti penuh dengan copy paste dari tempat lain di dunia, tetapi Kota Tua harus memiliki narasi, ciri, dan keunikan tersendiri,” jelas Gubernur Anies.

pasang iklan di sini