JAKARTA—Jagung merupakan salah satu komoditas strategis nasional. Data dari Kementerian Pertanian mengungkapkan produksi jagung nasional dengan kadar air 15 persen pada Januari hingga Desember 2020 cukup memuaskan mencapai 24,95 juta ton pipil kering.
Kementan memperkirakan mulai 2021 hingga 2024, ada peningkatan target produksi jagung dan peningkatan kebutuhan benih bersertifikat dan bermutu.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/7/21) menyampaikan, pembenihan menjadi kunci utama dalam suksesnya pencapaian target produksi dengan luas areal mulai 2020 sekitar 4,2 juta ha, hingga tahun 2024 sekitar 6 juta ha.
Saat ini Kementerian Pertanian sedang melakukan pengembangan kawasan perbenihan jagung hibrida berbasis korporasi petani.
“Melalui program ini, petani penangkar diberdayakan, diberikan akses ilmu pengetahuan dan teknologi budi daya jagung hibrida, pendanaan, serta jaminan opkupasi oleh mitra, hingga terbentuk kelembagaan korporasi,” ujar Suwandi.
Kementan membangun korporasi supaya naik kelas dari sisi kelembagaan, yang biasa kelompok tani atau gabungan kelompok tani, naik kelas menjadi korporasi, dengan manajemen yang profesional.
Sementara anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasludin, mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian dengan program korporasi perbenihan jagung hibrida. Target dan pencapaian kita untuk produksi maupun kualitas dari jagung kita sudah cukup bagus.
“Konsep korporasi, ini akan menjadi salah satu sarana bagaimana bargaining position petani kita terhadap industri, terhadap pasar, serta keuangan,” ucap Andi.
Legislator ini berharap semua provinsi di Indonesia bisa menjadi pusat untuk pengembangan jagung hibrida. Untuk itu diperlukan omitmen bagaimana mendukung Balitbang untuk menghasilkan benih yang berkualitas.
“Kita harus perkuat adalah bagaimana kelembagaan petani, guna memperkuat kerjasama demi kepentingan petani,” imbuh Andi.
Program korporasi perbenihan jagung hibrida yang dilaksanakan pada tahun 2019, salah satunya di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menuai keberhasilan.
Pada tahun kedua (2020), Kabupaten Tuban berhasil ekspor varietas JH37, dan saat ini sudah terbentuk kelembagaan korporasi. Hal ini didukung pernyataan Plt. Direktur Perbenihan, Takdir Mulyadi,
Hasil program ini juga menyasar free market, dari tahun 2019 hingga 2020, total hampir 800ribu ton yang sudah dihasilkan. Lebih dari setengahnya free market.