hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kementan Sebut Produksi Telur Surplus, Ingatkan Koordinasi Antar Pemangku Kepentingan

JAKARTA—Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyatakan bahwa produksi telur berada dalam kondisi normal, pada sektor hulu tidak ada pengurangan pasokan. Sekalipun harga telur pernah anjlok beberapa bulan lalu.

Data dari Kementan menyebutkan produksi telur pada akhir tahun mencapai 5,15 juta ton, sementara total kebutuhan masyarakat mencapai 4,9 ton. Bukankah itu artinya ad surplus 241,4 ribu ton?

Nasrullah menyebut ata-rata harga telur ayam ras di tingkat produsen per 27 Desember 2021 mencapai Rp24.270 per kg. Jumlah ini sudah  naik 2,45 persen dari hari sebelumnya yang sebesar Rp23.690 per kg.

Adapun harga dari tingkat produsen itu sudah lebih tinggi dari acuan pemerintah sebesar Rp19 ribu-Rp21 ribu per kg.

“Pada momen akhir tahun ini, perlu adanya koordinasi yang lebih erat antara pemerintah pusat dan daerah serta para pemangku kepentingan lainnya,” ujar Nasrullah, Senin (27/12/21).

Dia mengingatkan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo  berkomitmen pada pemenuhan pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia adalah prioritas yang harus dipenuhi,

Sementara Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso, menjelaskan, ada dua momen yang memacu peningkatan permintaan telur, yakni perayaan Natal serta tahun baru. Aktivitas masyarakat turut mengalami kenaikan setelah pemerintah membatalkan kebijakan PPKM Nataru.

“Kebutuhan dari masyarakat meningkat karena aktivitas yang sudah lama di rumah. Ketika menghadapi liburan, semua kaget. Hotel, restoran, dan warung-warung semuanya bangkit,” ucap Yudianto.

Harga pakan yang tinggi saat ini turut mendongkrak harga. Saat ini harga pakan jadi untuk ayam petelur rata-rata mencapai Rp 7.000 per kilogram naik cukup tinggi sebelum ada kenaikan di mana harga pakan sekitar Rp 5.250 per kg.

pasang iklan di sini