
PeluangNews, Jakarta – Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Makmun mengatakan, pihaknya mendorong penguatan industri pengolahan telur nasional, agar berdaya saing tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
“Dengan kolaborasi ini, Kementerian Pertanian berharap industri pengolahan telur nasional akan semakin kompetitif, berdaya saing global, dan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi peternakan rakyat,” kata Makmun dikutip di Jakarta, Sabtu (2/8/2025).
Dia mengutarakan Kementan menggencarkan upaya hilirisasi produk peternakan sebagai bagian dari strategi penguatan ketahanan pangan nasional dan peningkatan nilai tambah produk lokal.
Salah satu langkah nyata terlihat di Blitar, Jawa Timur, dengan UMKM pengolahan telur, PT Sinergi Pangan Mandiri (Sipaman), memperoleh dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Sucofindo dalam rangka fasilitasi sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
Kerja sama lintas sektor seperti yang dilakukan bersama Sucofindo, merupakan wujud nyata sinergi pemerintah dan BUMN dalam mewujudkan industri hilir peternakan yang kuat.
“Kami mendorong agar model pengolahan tepung telur di Blitar ini bisa direplikasi di sentra telur lain, seperti di Lampung dan Jawa Tengah,” ucap Makmun.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia masih mengimpor tepung telur dengan tren yang terus meningkat.
“Tahun 2024, volume impor tepung telur mencapai 2.500 ton. Jika produksi dalam negeri kita dorong dan ditingkatkan, kita bisa mengurangi ketergantungan impor dan menuju swasembada dalam beberapa tahun ke depan,” imbuh Makmun.
Sementara itu, Direktur Lingkungan dan Industri PT Sucofindo Budi Utomo menambahkan bantuan itu merupakan bentuk komitmen dalam mendukung penguatan industri pengolahan hasil peternakan, khususnya telur ayam.
“Kami melihat potensi produksi telur yang sangat besar di Blitar. Jika dilakukan hilirisasi yang tepat, maka dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai tambah, stabilisasi harga, dan tentu saja kesejahteraan peternak,” ujar Budi.
Dia menambahkan dukungan CSR diberikan berupa pelatihan sumber daya manusia, penyusunan dokumen sistem mutu, penguatan sarana proses produksi, dan pendampingan hingga perolehan sertifikasi HACCP.
“Sertifikasi ini penting untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk tepung telur lokal,” tutur Budi.
Dikatakan, PT Sucofindo sebagai BUMN yang telah berpengalaman sejak 1956 menyatakan kesiapan penuh dalam mendampingi UMKM peternakan memperoleh sertifikasi mutu.[]