MALANG—Kementerian Pertanian memfokuskan tujuh komoditas perkebunan sebagai bagian target peningkatan ekspor pertanian melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Soebagyono mengatakan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta menyeleksi komoditas yang akan menjadi fokus untuk peningkatan ekspor perkebunan.
“Tujuh komoditas yang kami pilih adalah Kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala,
dan vanili. Ketujuh komoditas ini dipilih karena dinilai paling strategis untuk
diakselerasi,” ungkap Kasdi Soebagyono saat membuka acara peringatan Hari Perkebunan
2019, di Malang, Selasa (10/12/19).
Pengembangan tujuh komoditas perkebunan strategis ini dikoordinasikan dalam
kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing
Perkebunan (Grasida). Realisasinya nanti
Kementan menggandeng berbagai pihak, termasuk BUMN dan swasta.
“Untuk memajukan pertanian, petani didukung mitra. Swasta dan BUMN harus
berperan sebagai mitra petani dan turut membantu petani agar terangkat
pendapatan dan kesejahteraannya,” kata Kasdi.
Lanjut Kasdi, Kementan tidak hanya akan mengandalkan anggaran pendapatan
belanja negara (APBN), tetapi juga perbankan. Salah satu instrumen perbankan
yang akan diperkuat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pertanian disebut akan
mendapatkan alokasi sebesar Rp50 triliun.
Untuk itu pihaknya, meminta dinas perkebunan setiap daerah
untuk mengidentifikasi kebutuhan KUR-nya.
Komoditas perkebunan berkontribusi sebesar 34 persen atau senilai Rp429,68
triliun. Angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan kontribusi Minyak dan
Gas terhadap PDB Nasional yang hanya sebesar Rp369,35 triliun.
“Pemerintah akan terus hadir di tengah petani. Saat ini 70 persen perkebunan
Indonesia adalah perkebunan rakyat,” pungkas dia.