octa vaganza

Kementan Bangun Pertanian Berbasis Teknologi 4.0

JAKARTA—-Pembangunan pertanian milenial berbasis teknologi 4.0 tidak bisa dihindarkan agar bisa bersaing di pasar global.  Itu sebabnya Kementerian Pertanian (Kementan) gencar membangun digitalisasi pendataan populasi ternah seperti sapi, kerbau dan ayam secara daring melalui Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin).

“Digitalisasi pendataan populasi ternak ini merupakan salah satu pemanfaaatan teknologi informasi dalam sektor peternakan,” ujar Kepala Sub Bagian Data Peternakan dan Perkebunan, Akbar Yasin di Jakarta, Rabu (10/7).

Menurut Akbar  pengumpulan data populasi ternak selama ini dilakukan secara manual dan berjenjang oleh petugas kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat atau menggunakan perhitungan populasi ternak berdasarkan dinamika populasi ternak hasil survei ongkos usaha ternak yang dilakukan BPS. 

“Metode ini akan diganti dengan menggunakan pendataan populasi ternak secara daring. Petunjuk dari Mentan bahwa aparat mendorong pembangun pertanian berbasis teknologi 4.0 dan dijalankan dengan teknologi modern,”  ungkap Akbar.

Dikatakannya,  dengan data yang terkini dan akurat, pemecahan masalah bisa segera dieksekusi hingga mendorong peternakan bergerak lebih maju.

“Pendataan populasi ternak secara daring untuk merespon kebutuhan data populasi ternak yang aktual, kekinian dan akurat sesuai dengan kepemilikan ternak berdasarkan alamat dan alamat peternak,”  cetus  Akbar.

Selain itu, penerapan digitalisasi memudahkan pemetaan sentra-sentra peternakan rakyat maupun swasta sehingga ketersediaan produksi daging akan menjadi lebih terukur. Data dikumpulkan langsung dari peternak dan dilaporkan secara daring melalui sistem ISIKHNAS (sistem informasi kesehatan hewan nasional  oleh 9.277 petugas kesehatan hewan atau inseminas buatan di kecamatan seluruh Indonesia.

Sistem ISIKHNAS telah digunakan sejak 2012 untuk melaporkan penyakit hewan. Pada perkembangannya sejak 2017 sampai sekarang juga digunakan untuk melaporkan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) berupa data Inseminasi Buatan, Kebuntingan dan kelahiran.

Manfaat ekonomi yang diperoleh peternak berupa kelahiran pedet sampai Juni 2019 sebanyak 3.696.804 ekor. Jika diasumsikan harga pedet lepas sapih per ekor Rp8 juta, maka nilai manfaatnya setara dengan Rp29,57 triliun.

Exit mobile version