hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kemenperin: Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 7 Persen

Jakarta (Peluang) : Nilai investasi sektor tersebut mencapai Rp 65 triliun dalam setahun.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika optimis industri makanan dan minuman dapat tumbuh 7 persen pada tahun 2022 ini.

“Kami optimis, dan berupaya untuk memfasilitasi itu industri bisa tercapai tumbuh 7 persen,” ujar Putu.

Menurutnya, target optimisme itu dipicu kegiatan-kegiatan wisata dan masyarakat yang mulai menggeliat. Seperti wisata ke Bali, terlihat kunjungan sudah banyak. Hunian hotel juga tinggi, apalagi ada event G20. Maka itu dibutuhkan industri makanan dan minuman, bukan hanya pariwisata.

“Kita sudah mulai pulih dari endemi, jadi kegiatan ekonomi masyarakat sudah mulai bergerak,” kata Putu.

Meski berdampak pandemi Covid-19, namun menurutnya, industri makanan dan minuman masih tumbuh di angka 3,68 persen pada kuartal II tahun 2022, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar 2,95 persen.

Pada tahun 2021, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 38,38 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas. Sehingga menjadi subsektor dengan kontribusi PDB terbesar di Indonesia.

Sedangkan Januari-Juni 2022, ekspor industri makanan dan minuman mencapai 21,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini meningkat 9 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 sebesar 19,5 miliar dolar AS.

Di sisi lain, lanjut Putu, industri makanan dan minuman mampu menarik investasi sebesar Rp 21,9 triliun hingga kuartal II tahun 2022 dan menyerap 1,1 juta tenaga kerja.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, industri makanan dan minuman tetap tumbuh meski pun dihantam pandemi, namun angkanya belum kembali normal.

“Biasanya industri makanan dan minuman tumbuh 7-10 persen. Tapi saat ini investasinya tetap tumbuh,” kata Adhi.

Bahkan, menurutnya, nilai investasi yang masuk di sektor makanan dan minuman dapat melebihi target yang dipatok. “Biasanya, nilai investasi sektor makanan dan minuman mencapai Rp 65 triliun dalam setahun. Tapi 2022 ini, nilai investasi sektor tersebut pada semester I mencapai Rp 42 triliun,” ungkap Adhi.

Ini tentunya kata Adhi, sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak, khususnya dari industri bahan baku. “Keberadaan bahan tambahan pangan sangat penting dalam inovasi olahan makanan,” pungkasnya. (s1).

pasang iklan di sini