
PeluangNews, Jakarta-Kementerian Perindustrian terus mendorong pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa. Langkah ini dinilai strategis dalam mendukung pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.
“Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah dan dunia industri. Kami optimistis, kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/9).
Upaya tersebut direalisasikan melalui kerja sama antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Kolaborasi ini juga melibatkan PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai mitra strategis dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.
“Kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga riset, dan industri seperti yang terjalin antara BBSPJIA dan Toyota merupakan fondasi bagi inovasi hijau di Indonesia. Kami sangat berkomitmen untuk mendukung pengembangan standardisasi serta layanan jasa industri yang dapat memacu transformasi sektor industri menjadi lebih berdaya saing sekaligus berwawasan lingkungan,” tutur Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi.
Andi menjelaskan, BBSPJIA memiliki peran sentral dalam mengembangkan berbagai teknologi pemanfaatan limbah agroindustri. Melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS, BBSPJIA mampu mengubah limbah sawit menjadi produk bernilai tambah seperti bioethanol, glukosa, xylosa, lignin, dan turunan lainnya.
Kepala BBSPJIA, Yuni Herlina Harahap, memaparkan bahwa pilot plant ini menjadi wadah riset dan pengembangan yang mendukung industri menghasilkan energi terbarukan dari limbah sawit.
“Proyek percontohan ini merupakan kolaborasi teknis yang diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi bioenergi berkelanjutan berbasis sawit, sekaligus membuka jalan bagi kerja sama riset lebih lanjut yang fokus pada pengembangan biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan,” terangnya.
Yuni menambahkan, pihaknya yakin Indonesia bisa melangkah menuju industri hijau yang berkelanjutan. “Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi lintas sektor mampu membawa perubahan positif dalam upaya menghadapi tantangan energi dan lingkungan secara simultan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berwawasan lingkungan,” imbuhnya.
Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam, menegaskan bahwa bioethanol dari limbah sawit bukan sekadar alternatif energi, melainkan juga bagian dari ekonomi sirkular.
“Kami sangat mengapresiasi peran dari BBSPJIA sebagai lembaga riset yang mampu menghadirkan solusi teknologi dan inovasi yang nyata untuk menghadapi tantangan energi masa depan,” ujarnya.
Menurutnya, PT TMMIN berkomitmen mendukung penuh inisiatif percepatan transisi Indonesia menuju ekonomi hijau.