BANDUNG—Pemerintah Kota Bandung berkerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk menguatkan Kota Bandung sebagai destinasi wisata halal. Memorandum of Understanding (MoU) antar keduanya ditandatangani pada 9 April mendatang.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial bertemu dengan perwakilan Kementerian Pariwisata dan anggota DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Jumat (8/3/2019).
“Dalam pertemuan tersebut, Kementerian Pariwisata menyampaikan empat program terkait pariwisata halal. Salah satunya yakni pemasangan label halal pada setiap makanan dan minuman untuk memastikan kehalalan produk yang dijual,” ujar pria yang karib dipanggil Mang Oded ini.
Program kedua kata Oded, kepastian air bersih untuk bersuci masyarakat yang hendak menyucikan diri.
“Ketiga, berbicara mengenai penyediaan rumah-rumah ibadah yang layak. terakhir, bagaimana agar usaha para pengusaha betul-betul ada kehalalannya,” ujar dia seperti dilansir humas Bandung.
Pemkot Bandung menyambut baik terkait tawaran kerja sama Kementerian Pariwisata tersebut. Terlebih, Kota Bandung memang sudah menjalankan sejumlah program terkait pariwisata halal, salah satunya penyediaan tempat ibadah yang nyaman terutama di objek-objek keramaian.
“Saya sangat merespon positif karena program wisata halal ini. Ada beberapa yang sudah dilakukan, di antaranya melalui Perda yang mengatur tempat ibadah di tempat-tempat keramaian,” papar dia.
Bandung cukup lama menyiapkan destinasi wisata hahal. Penelitian yang dilakukan Enhaii Halal Tourism Centre pada 2016 mengungkapkan terdapat 21 destinasi wisata halal di Bandung. Kriterianya tempat ibadah layak, makanan halal dan ketersediaan air bersih.
Kawasan yang disebut antara lain Pesantren PondoK Daarut Tauhid, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Buah Batu dan Trans Studio Mall.
Harus ada Program dan Paket
Menurut Ketua Enhai Halal Tourism Centre di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Wisnu Rahtomo pada dasarnya destinasi pariwisata Bandung sangat berpotensi untuk dijadikan pilihan destinasi bagi wisatawan muslim khususnya wisman muslim mancanegara.
Secara historis Kota Bandung sudah sangat dikenal, namun agar kualitas layanan memenuhi kebutuhan wisatawan muslim khususnya yang berstandar global maka potensi yang ada tersebut harus ditingkatkan kualitasnya paling tidak mengikuti standar kebutuhan wisatawan muslim Internasional.
“Perkembangan 21 kawasan wisata kota Bandung tidak akan jadi apa apa kalau tidak diprogramkan dan paketkan menjadi produk wisata bagi wisatawan muslim,” ujar Wisnu ketika dihubungi Peluang, Sabtu (9/3/2019).
Jadi saat ini kata staf pengajar STP Bandung ini kondisinya belum beranjak dari kondisi saat dikaji sebagai kawasan wisata halal oleh Enhai Halal Tourism Center pada 2016.
“Maju tidaknya sebuah destinasi tergantung bagaimana pengelolanya menjalankan program bukan hanya dari berapa banyak kajian yang dibuatnya,” pungkasnya (Irvan Sjafari).