LABUAN BAJO—-Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, pihaknya mendorong para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sektor pariwisata untuk menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) demi pengembangan bisnis. UMKM di Labuan Bajo menjadi salah satu sasaran yang didorong pemerintah untuk menyentuh KUR.
“ Bunga dari KUR Pariwisata hanya 7 persen per tahun. Bunga rendah ini terjangkau para pelaku UMKM karena KUR dibuat sebagai instrumen penguatan modal,” ucap Arif dalam dalam acara penyerahan pertama KUR oleh BNI untuk para pelaku usaha di sektor pariwisata di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Selasa (26/3/2019).
Arief mengatakan, masih perlu sosialiasi agar pelaku UMKM memanfaatkan fasilitas KUR. Mereka masih harus terus mengetahui KUR dan paham cara mengakses fasilitas tersebut.
“KUR juga menjadi salah satu terobosan baru di sektor pariwisata,” kata dia menegaskan.
Sejak akhir tahun lalu para pelaku UMKM di Labuan Bajo mulai dapat mengakses program KUR Pariwisata. Tercatat, hampir semua jenis usaha di bidang pariwisata bisa mengakses KUR tersebut. Hingga kini, terdapat 44 jenis usaha pariwisata yang bisa mendapatkan KUR.
Sebagai sektor unggulan, saat ini terdapat sekitar 8 hingga 9 juta pelaku UMKM di bidang pariwisata. Pemberian kredit dengan bunga rendah diharapkan dapat membantu jutaan pelaku UMKM itu dalam mengembangkan usahanya masing-masing.
“Membangun destinasi wisata harus utamakan masyarakatnya dulu, kalau masyarakat sudah siap dan alam terus dilestarikan, jangan khawatir kesejahteraan pasti muncul,” ungkap Arief.
Pada kesempatan tersebut, Menpar menyerahkan KUR kepada lima pelaku usaha di bidang pariwisata yaitu Aripudin pengusaha kapal wisata, Antonia Ariyani pengusaha suvenir dan tenunan, Robert Kenedy pengusaha kedai kopi dan agen wisata, Hanung Sispri pengusaha homestay dan kuliner, serta Muhadar pengusaha kapal wisata.
“Harapan kami dengan KUR ini kami bisa meningkatkan usaha pariwisata, apalagi Labuan Bajo adalah pintu masuk wisata ke wilayah Flores,” ujar salah satu penerima KUR, Antonia Ariyani.