
Peluang news, Jakarta – Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM), Arif Rahman Hakim menyampaikan, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) akan terus menggaungkan energi dan citra positif kepada koperasi-koperasi modern dan berkualitas sepanjang 2024.
Hal ini diberikan usai adanya pemberitaan negatif terkait kasus gagal bayar beberapa Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Indonesia.
“Hal ini menjadi bagian dari langkah evaluasi capaian kementerian pada 2023, serta terkait hal-hal apa saja yang mesti diperbaiki pada tahun 2024. Terlebih lagi, saat ini kita sedang menyusun Rencana Strategis atau Renstra,” kata Arif melalui keterangan tertulisnya, Rabu (24/1/2024).
Ia menjelaskan, koperasi Primer Nasional yang fokus pada usaha budidaya komoditas kopi jenis Arabika dan Robusta ini merupakan contoh inspirasi dan energi positif dari eksistensi sebuah koperasi produksi.
Bahkan, Arif mengatakan, mereka telah mampu mengekspor kopi secara langsung ke beberapa negara, seperti Arab Saudi, Mesir, Lebanon, dan Amerika Serikat.
Menariknya, Koperasi Gunung Luhur Berkah yang telah berdiri sejak 2016 ini juga mampu mendorong 800 anggotanya dengan total lahan kopi 1200 hektare dan sawah 300 hektare masuk ke skala ekonomi.
“Komoditas kopi memang memiliki potensi luar biasa untuk terus dikembangkan. Dan Koperasi Gunung Luhur Berkah bisa menjadi contoh bagi koperasi lain dalam mengembangkan usaha kopi,” jelasnya.

Selain itu, menurut Arif, hal ini juga menjadi contoh konkret bahwa jika para petani kopi yang awalnya hanya menanam secara perorangan dalam skala non ekonomis (lahan sempit) yang kemudian setelah dikonsolidasi koperasi mampu menghasilkan produk yang bisa terhubung dengan pasar global untuk menjaga kontinuitas suplai dan kualitasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Produsen GLB, Miftahudin Shaf memaparkan, saat ini Koperasi Produsen GLB melalui usaha berkebun telah mencetak perkebunan kopi yang di antaranya berlokasi di Kabupaten Subang, Cianjur, dan Bogor.
Pada bidang pertanian, Koperasi Produsen GLB juga dipercaya BAPPEBTI sebagai pengelola gudang dalam Sistem Resi Gudang (SRG) Kopi, Padi, dan Gabah.
Miftahudin menyampaikan, terdapat tiga gudang yang berhasil dikelola oleh pihaknya, yaitu Gudang SRG Sri Ampeli, Gudang SRG Rizki Wijaya, dan Gudang SRG Mitra Tani.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi berbagai kebijakan dan dukungan dari KemenKopUKM terhadap pengembangan koperasi dalam menjalankan usaha, khususnya untuk Koperasi Gunung Luhur Berkah.
Dengan adanya kebijakan dan dukungan tersebut, pihaknya bisa mendapatkan pendampingan kelembagaan dari Agriterra, adanya fasilitasi pendampingan Sertifikasi HACCP, dan tenaga pendampingan bagi koperasi untuk mendapatkan Sertifikasi Fair Trade.
Diketahui, Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah merupakan koperasi yang memiliki fokus kegiatan usaha di bidang perkebunan dari hulu sampai hilir dari mulai pembenihan, budidaya, pascapanen sampai dengan trading.
Sebagai informasi, koperasi ini menjadi satu-satunya koperasi di Jawa Barat yang telah memiliki izin pengelolaan gudang dalam resi gudang untuk komoditas kopi.
Untuk pengembangan usaha kopi, Koperasi Produsen GLB yang beromzet Rp17 miliar pada 2023 ini membutuhkan banyak investor untuk mengolah potensi 10 ribu hektar hasil kerja sama lahan dengan Perhutani.
Rinciannya, dengan investasi sebesar Rp50 juta per hektare, akan mendapatkan sekitar 2500 pohon, termasuk biaya bibit, penanaman, perawatan, hingga panen.
Apalagi, lanjut Miftahudin, Koperasi Produsen GLB sudah memiliki mitra Offtaker di Mesir (Alpostan Company), Arab Saudi (Al-Sahabh Trading Company dan Abdul Wahid Trading Co), Lebanon (Arc Build/Ghaleb K Faour), dan Indonesia (PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sulotco Jaya Abadi, dan Mayora).