
Peluang News, Jakarta – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menargetkan bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan skema Innovative Credit Scoring (ICS) akan mulai diterapkan pada tahun depan atau 2025.
Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor KemenKopUKM, Selasa (8/10/2024), Deputi Bidang Usaha Mikro, Yulius mengatakan, pihaknya saat ini tengah mematangkan strategi dan rencana untuk implementasi tersebut.
Dia menjelaskan, KemenKopUKM sendiri telah melakukan uji coba terksit penilaian kredit dengan menggunakan sekitar 72.000 data nasabah pelaku UMKM.
“Untuk hasilnya, penerapan credit scoring mampu meningkatkan persetujuan kredit sebesar lima persen. Skema credit scoring juga tengah diuji coba pada tiga bank penyalur KUR, termasuk Bank Rakyat Indonesia (BRI),” ungkap Yulius.
Selain itu, usulan penerapan credit scoring untuk penyaluran KUR bagi UMKM sendiri pun telah dibahas sejak tahun lalu.
Usulan itu muncul karena UMKM sering kali tidak memenuhi syarat penilaian kelayakan kredit, seperti persyaratan agunan tambahan dan persyaratan memiliki riwayat kredit sebelumnya.
Yulius menyampaikan, KemenKopUKM meyakini, credit scoring dapat mengatasi masalah tersebut karena metode penilaian kelayakan kredit tidak lagi menggunakan data konvensional seperti riwayat kredit, melainkan menggunakan data alternatif seperti penggunaan listrik, aktivitas telekomunikasi, BPJS, dan transaksi e-commerce.
Guna menjalankan dan menyukseskan berbagai rencana tersebut, ia memastikan, pihaknya akan swgera membentuk konsorsium yang melibatkan berbagai pihak terkait.
“Termasuk Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” terangnya.
Adapun konsorsium ini nantinya akan memiliki tugas untuk merumuskan, mengawasi, dan menentukan sistem atau teknis penilaian kredit dan kriteria pemberian pinjaman.